TREND ISU DAN ARAH ISU PEMBERITAAN PT GARUDA
INDONESIA MENGENAI KECELAKAAN PESAWAT BOEING 737/200 DI YOGYAKARTA PADA
HARIAN KOMPAS DAN KEDAULATAN RAKYAT PERIODE MARET-APRIL 2007
Novie Martha Yuli1, A. Rahman1
1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan isu dan arah isu
pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat. Metode
penelitiannya adalah audit program monitoring lingkungan.Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Untuk mengetahui validitas datanya menggunakan Validitas isi dan
Reliabilitas dicari dengan mennganalisi per paragraf. Berdasarkan hasil
penelitian dan pengujian, memberikan gambaran mengenai kecenderungan /
trend isu dan trend arah isu PT Garuda Indonesia pada hasil penelitian
untuk isu menunjukan semua 100% sepakat dan untuk arah isu menunjukan
100% sepakat.Kata kunci: isu, arah isu, berita
Pendahuluan
Suatu perusahaan atau organisasi untuk
menjalankan usahanya pasti memiliki suatu tujuan yang ingin diraih oleh
perusahaan ataupun organisasi tersebut. Dimana sebuah perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaannya tidak pernah lepas dari adanya dukungan
kerjasama yang harmonis dari public internalnya yaitu karyawan
perusahaan terkait itu sendiri dan dukungan kepercayaan dari publik
eksternal pada umumnya. Menciptakan hubungan yang harmonis bukanlah
pekerjaan yang mudah bagi perusahaan/ organisasi. Pekerjaan ini harus
pada bagian atau divisi yang mampu melakukannya. Salah satu bagian atau
divisi dalam perusahaan/ organisasi yang mampu melakukannya adalah
bagian atau divisi humas. Bentuk kerjasama yang harmonis diantara
karyawan dalam suatu perusahaan dapat dilihat dengan adanya saling
pengertian, saling menghargai, saling menguntungkan, kekompakan dan
saling mendukung serta hal positif lainnya yang dapat mendukung dalam
pencapaian tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut
maka diperlukan suatu menejemen dan kegiatan terarah dimana dewasa ini
peran tersebut diserahkan kepada pihak Humas. Fungsi humas menurut
Cutlip dan center (Kusumatuti 2002 : 23-24) adalah membina hubungan
secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun
eksternal. Sebelum melakukan fungsinya sebagai divisi yang membina
hubungan secara harmonis antara organisasi dan publiknya. Divisi humas
harus melakukan fungsi yang lainnya terlebih dahulu, yakni menciptakan
komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi
dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini public pada
perusahaan. Berdasarkan fungsi tersebut maka humas harus memenuhi salah
satu tugasnya yakni mempertemukan kepentingan organisasi/ lembaga dengan
kepentingan publiknya. Menjadi hal utama bagi Humas untuk mampu
mengembangkan fungsi dan tugasnya dalam melaksanakan hubungan
koimunikasi kedalam, yaitu upaya membina hubungan yang harmanis antara
pimpinan dan karyawan atau stafnya atau sebaliknya.
Kegunaan humas dapat terpenuhi maka
humas memerlukan kegiatan yang menunjang pelaksanaannya. Kegiatan humas
menurut kusumatuti (2002:27) antara lain : “…..kegiatan komunikasi
verbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal,
artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres
(press release), membuat rekomendasi, dan sebagainya. Sedangkan verba
lisan antara lain jumpa pers, open house, announcer, presenter, desk information, dan sebaginya. Kegiatan kominikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset/ penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
Anggoro (2001 : 113) juga menungkapkan,
bahwa kegiatan yang harus dilakukan humas dan stafnya, salah satunya
diantaranya adalah : ” mengumpulkan data serta mengorganisir segenap
umpan balik dari berbagai sumber informasi mulai dari kliping Koran,
berita – berita radio dan televisi, serta memantau berbagai laporan
tersebut, termasuk yang berhubungan dengan tingkat kemajuan pencapaian
tujuan yang sudah diraih.” Pada dasarnya semua kegiatan Humas tersebut
merupakan bagian komunikasi yang ditunjukan untuk publik perusahaan,
yakni internal dan eksternal. Berkaitan dengan kegiatan komunikasi
dengan publik, perusahaan dapat melakukan pengawasan, pengamatan atau
yang biasa disebut monitoring terhadap pendapat publiknya, agar
perusahaan mengetahui pendapat public mengenai perusahaan, dalam hal ini
perusahaan PT Garuda Indonesia. Kegiatan monitoring ini dilakuakan
divisi Humas melalui pengklipingan berita mengenai PT Garuda Indonesia
yang terdapat pada beberapa surat kabar di ibu kota. Dari kegiatan
pengklipingan surat kabar ibu kota ini, perusahaan akan dapat menemukan
permasalahan (isu) dan kecendrungan permasalahan tertentu kearah yang
baik atau sebaliknya, sehingga perusahaan/ organisasi dapat segera
mengambil tindakan untuk mengatasi isu yang muncul tersebut.
Dalam kegiatan monitoring ini biasanya
permasalahan yang sering dimonitor oleh Humas salah satunya adalah
mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah bagi PT Garuda Indonesia. Sehubungan
dengan terjadinya accident pesawat GA-200 di bandara Yogyakarta melayani
rute Jakarta – Yogyakarta, berangkat dari Jakarta pukul 06.00 WIB dan
tiba yogyakarta rencananya pukul 06.55 WIB. Pesawat GA 200 jenis boeing
737 seri 400 bergistrasi PK-GZC yang diterbangkan oleh Capt M. Marwoto
Komar tersebut membawa 133 penumpang, terdiri 13 kelas bisnis, dan 120
kelas ekonomi.
Awak pesawat GA-200 sebanyak 7 orang
terdiri dari Capt M Marwoto Komar (pilot in command, Gagam Rohmana
(first officer), Wiranto Wooryono (pusper), Irawati (senior awak kabin),
Mariati (senior awak kabin), Imam Arief Iskandar (senior awak kabin)
dan Ratna Budiyanti (junior awak kabin). Pesawat mengalami accident
dalam kondisi terbakar. Pesawat ini berada diujung runway 09 sebelah
barat bandara Adi Sotjipto Yogyakarta dan saat kejadian api telah padam,
hingga saat ini kejadian tersebut telah berhasil dievakuasi sebanyak 93
penumpang. Mereka telah dibawakerumah sakit antara lain RS Panti Rapih,
RS Panti Rini. Proses evakuasi masih terus berlangsung selain petugas
bagian operasi dan bagian teknik Garuda, pelaksanaan evakuasi juga
dibantu oleh kesatuan TNI-AU, TNI-AD dan Polri. Kebijakan yang keluar
ini bisa berdampak cukup besar bagi perusahaan salah satunya menemukan
permasalahan (isu) dan titik kecendrungan permasalahan tertentu ke arah
yang baik atau sebaliknya. Berkaitan dengan kegiatan monitoring dan
permasalahan yang sering dimonitor oleh Humas PT Garuda Indonesia, maka
muncul pertanyaan sebagai berikut : sejauh mana isu yang berkembang dan
cenderung mengarah kemana isu yang muncul tersebut?
Tujuan penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui trend arah isu,
apakah arah isunya positif atau negatif yang timbul pada surat kabar
yang diteliti.
Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis
ingin mengetahui trend isu dan arah isu pemberitaan PT Garuda Indonesia
mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada harian
kompas dan kedaulatan rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu
digunakan suatu metode penelitian yang tepat. Metode penelitian
digunakan untuk membantu penulis dalam menjawab masalah pokok penelitian
yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu, “Bagaimana trend isu dan arah
isu pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai kecelakaan peawat Boeing
737/200 di Yogyakarta pada harian kompas dan kedaulatan rakyat periode
maret-april 2007. Dari banyaknya metode penelitian yang ada, penulis
menggunakan metode “Audit Monitoring Program Lingkungan” (enviromental monitoring program) dengan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Adapun alasan penulis menggunakan
metode ini karena metode penelitian ini mengevaluasi dengan mengamati
pendapat umum dan gejala-gejala sosial yang terjadi. Hal ini juga
diperjelas oleh pendapat Wimmer dan Dominick yang dikutip oleh Ritonga
(2004 : 98) bahwa: “Audit Monitoring Program Lingkungan dimaksudkan
untuk mengamati kecenderungan-kecenderungan pendapat umum dan
peristiwa-peristiwa sosial yang mungkin mempunyai pengaruh penting pada
suatu organisasi.”
Dari pendapat di atas maka menyiratkan
bahwa Audit Monitoring Program Lingkungan ini sangat sesuai digunakan
untuk mengetahui pendapat umum mengenai adanya dugaan pemberitaan mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta. Dengan
Audit Monitoring Program Lingkugan maka akan diketahui isu apa saja
yang sedang berkembang di media massa dan masyarakat. Maka, masih
menurut Wimmer dan Dominick yang dikutip Ritonga (2004 : 102) terdapat
dua fase penelitian yang sering dilakukan untuk mengetahui hal tersebut,
yaitu :
1. Fase peringatan dini (early warning)
Yaitu upaya mengidentifikasi
masalah-masalah atau isu yang timbul. Tahap ini sering menggunakan
metode penelitian analisis isi pada penerbitan-penerbitan seperti
perkembangan baru dengan berita-berita di surat kabar, majalah,
televisi, radio, internet dan media massa lainnya.
2. Fase kedua
yaitu melalui penulusuran isu utama dari pendapat umum. Bentuk penelitian ini termasuk ke dalam studi panel secara berkala (longitudinal)
Dari kedua fase penelitian di atas maka yang sesuai dengan penelitian ini adalah yang pertama yaitu fase peringatan dini (early warning),
karena pada penelitian ini yang diteliti adalah isu yang berkembang di
media massa mengenai adanya pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai
kecelakaan pesawat Boeing
737/200 di Yogyakarta.
Dengan demikian, prosedur penelitian ini mengikuti prosedur analisis isi. Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Bahan dan Unit Analisis;
2. Definisi Kategori;
3. Menentukan Sampling;
4. Reliabilitas Koding;
5. Analisis Data.
Bahan Penelitian dan Unit Analisis
Untuk mengukur isu dan arah isu maka
diperlukan sumber informasi atau disebut pula bahan penelitian. Adapun
sumber informasi atau bahan penelitian yang digunakan untuk menjawab
masalah penelitian ini adalah berita mengenai kecelakaan pesawat Boeing
737/200 di Yogyakarta pada harian kompas dan kedaulatan rakyat periode
maret-april 2007. Sesuai dugaan tujuan Audit Program Monitoring
Lingkungan, maka untuk mengetahui isu dan arah isu unit analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah perparagraf. Menurut Ritonga (2004 :
106) bahwa : “Unit analisis perparagrah digunakan karena didalam satu
tulisan berisei lebih dari satu bidang masalah (isu) dan arah isunya
bervariasi,” Dalam kaitannya dengan penelitian ini maka terdapat banyak
bidang masalah yaitu aspek-aspek yang terdapat dalam pemberitaan
mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta yang terdiri
dari berbagai aspek diantaranya aspek hukum, sosial, dan Human Error.
Sedangkan arah isunya bervariasi yaitu positif, netral dan negatif.
Definisi Kategori
Dari uraian mengenai pendapat umum dan
teori-teorinya maka dapat diturunkan dua variabel yaitu, isu dan arah
isu. Tapi kedua variabel itu tidak saling berhubungan. Sehingga dapat
diturunkan kategori dapat dilihat pada tabel 2.
Dari keseluruan pendapat dan pengertian
kategori mengenai isu dan arah isu, maka penulis menyimpulkan definisi
kategori sebagai berikut :
1. Definisi Kategori Isu:
- Hukum
Diartikan apabila pemberitaan PT Garuda
Indonesia mengenai kecelakaan pesawat boing 737/200 di Yogjakarta
terdapat aspek hukumnya. Dimana dalam aspek tersebut menjelaskan tentang
ketentuan dan peraturanperaturan yang dilanggar oleh pihak-pihak yang
terkait, diantaranya adalah dugaan keterlibatan pilot dan
kopilot,pramugari,kru garuda, pejabat PT Garuda Indonesia, serta
dinas-dinas terkait lainnya Adapun pelanggaran yang dilakukan oleh-oleh
pihak-pihak tersebut adalah kecelakaan pesawat yang memakan
banyak korban. Di dalam peraturan hukum tersebut terdapat sanksi yang
dapat dijatuhkan kepada pihak yang terlibat sesuai dengan kesalahan yang
diperbuatnya.
Tabel 2
Variabel dan kategori
NO | Variabel | Kategori |
1 | Isu mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200di Yogyakarta pada harian kompas dan kedaulatanrakyat periode maret-april 2007. | a. Hukumb. Sosialc. Human error |
2 | Arah isu mengenai kecelakaan peawat Boeing737/200 di Yogyakarta pada harian kompas dankedaulatan rakyat periode maret-april 2007. | a. Positifb. Netralc. Negatif |
- Sosial
Diartikan apabila berita dugaan pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat boing 737/200 di Yogyakarta terdapat
adanya upaya rekayasa (politisir) dan kepentingan pribadi yang
dilakukan pihak tertentu untuk menjatuhkan pihak yang lain. Misalnya
pada berita yang berjudul “Pilot-Kopilot Berdebat” dan berita “Kejar
Keuntungan Abaikan Keselamatan”.
- Human Error
Diartikan apabila dugaan pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat boing 737/200 di yogjakarta bahwa
human error yang dimaksud di sini adalah adanya campur tangan manusia
yang tidak bertanggung jawab atau perbuatan orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.
2. Definisi kategori Arah Isu:
Definisi Kategori Arah Isu
- Positif
Diartikan apabila pemberitaan mengenai
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta bersifat mendukung dan
mengarah pada kebenaran/kenyataan.
- Netral
Diartikan apabila pemberitaan kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta mengenai bersifat tanpa memihak satu sama lain.
- Negatif
Diartikan apabila pemberitaan mengenai
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta berisi suatu keburukan
atau kelemahan yang dapat menurunkan citra PT Garuda Indonesia
3.4 Sampling
Sebelum menentukan sampel penelitian
maka akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai batas-batas populasi.
Dalam menentukan batas populasi maka pertama dimulai dari munculnya
suatu isu hingga berakhirnya isu. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri
pendapat umum yang sudah dikemukakan sebelumnya yaitu terbagi menjadi
tiga tahap diantaranya : tahap munculnya isu, tahap pro dan kontra
(diskusi), dan tahap mencari kesepakatan. Maka dari ketiga tahap
tersebut dapat dijadikan periode penelitian. Adapun cara pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah sensus. Hal ini juga diperjelas
menurut Sugiono (2001 : 57) yang menyatakan bahwa : “Teknik jenuh/sensus
adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana seluruh populasi
digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya yang relatif kecil”.
Dengan demikian semua populasi yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi sampel penelitian (N = n). Dengan cara membagi populasi menjadi
tiga periode seperti yang dikemukakan di atas yaitu periode awal
munculnya pemberitaan, periode pro dan kontra (diskusi), dan periode
mencari kesepakatan. Pada penelitian ini yang diteliti adalah berita
mengenai kecelakaan peawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada harian
kompas dan kedaulatan rakyat periode Maret-April 2007 Sehingga jumlah
sampel yang ada pada penilitian ini adalah186 sampel atau paragraf.
Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3
Populasi
Periode | Tanggal | Populasi = Sampel (N=n) |
I | 08 Maret-09 Maret 2007 | 93 Paragraf |
II | 10 Maret-12 Maret 2007 | 42 Paragraf |
III | 13 Maret-16 Maret 2007 | 51 Paragraf |
Jumlah | 186 Paragraf |
Reliabilitas Koding
Sebelum kategori digunakan dalam
penelitian, maka kategori tersebut perlu diuji terlebih dahulu.
Pengujian kategori ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kategori yang
akan digunakan sudah reliabel atau belum. Bila dari hasil uji kategori menunjukan sudah reliabel, barulah kategori tersebut layak digunakan
dalam penelitian. Pengeritian
reliabilitas menurut Stempel III yang dikutip Ritonga (2004 : 85) bahwa :
Reliabitas berarti konsistensi klsifikasi. Konsistensi dalam
menklasifikasikan dapat diketahui meminta bantuan penilaian pada koder.”
Dari pengertian di atas maka menjelaskan bahwa reliebilitas dilakukan
dengan meminta bantuan koder. Apabila koder diberikan definisi kategori
dan unti analisis yang sama dengan menggunakan bahan yang sama maka
hasilnya akan sama. Maka untuk mengetahui apakah kategori yang dibuat
sudah reliabe atau belum maka yang perlu dilakukan adalah
melakukan uji kategori. Untuk menghitung kesepakatan dari hasil
pengukuran para koder dipakai rumus statistik yang dikemukakan oleh
Holsti (Ritonga, 2004 : 86) yaitu :
Keterangan :
M = Nomor keputusan yang disetujui antara dua jari/koder
N1 dan N2 = Jumlah item yang disetujui oleh tim koder.
Berdasarkan rumusan reliabilitas di atas, apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka diperoleh rumusan sebagai berikut :
Penelitian ini mengacu pada reliebilitas
Wimmer dan Dominick (Ritonga, 2004 : 86) yaitu 75% antar koder sepakat
maka dianggap reliebel. Maksudnya jika nilai kesepakatan antar koder
minimal 75% maka ketegori dan lembar koding yang dipakai pada penelitian
ini sudah reliebel. Untuk itu maka penulis telah memilih tiga orang
koder yang dianggap mengerti dan sudah biasa meneliti dengan menggunakan
metode analisis isi serta memahami masalah pemberitaan pemberitaan PT
Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200
diYogyakarta,diantaranya:
- Imong Dewanto, merupakan wartawan dari Koran kompas yang pernah meliput dan menulis berita mengenai pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 diYogyakarta.
- Samsuri, merupakan wartawan dari Koran kedaulatan rakyat yang pernah meliput dan menulis berita mengenai pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta.
- Resno Widiarto, merupakan staf yunior Visual communications PT Garuda Indonesia.
Hasil Koding
Tabel 4
Koding 1
Mengenai Isu
mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada Harian
Kompas Dan Kedaulatan Rakyat Periode Maret-April 2007.
KODER |
Paragraf
|
||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | |
I | B | C | A | B | C | A | B | C | A |
II | B | C | A | B | C | A | B | C | A |
III | B | C | A | B | C | A | B | C | A |
Jumlah | S | S | S | S | S | S | S | S | S |
Keterangan :
A : Kategori Hukum a : Positif
B : Kategori Sosial b. : Netral
C : Kategori Human Error c. : Negatif
S : Sepakat
Dari hasil koding isu di atas sehingga dapat dihitung :
Berdasarkan hasil koding untuk isu di atas, maka dapat dilihat bahwa ketiga koder mencapai kesepakatan sebesar 100%
Tabel 5
Koding 2
Mengenai Isu mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada harian kompas dan kedaulatan rakyat periode Maret-April 2007.
KODER |
Paragraf
|
||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | |
I | B | C | B | C | A | C | A | B | A |
II | B | C | B | C | A | C | A | B | A |
III | B | C | B | C | A | C | A | B | A |
Jumlah | S | S | S | S | S | S | S | S | S |
Keterangan :
A : Kategori Hukum a : Positif
B : Kategori Sosial b. : Netral
C : Kategori Human Error c. : Negatif
S : Sepakat
Dari hasil koding isu di atas sehingga dapat dihitung :
3M
Berdasarkan hasil koding untuk arah isu di atas, maka dapat dilihat bahwa ketiga koder mencapai kesepakatan sebesar 100%.
Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :
- Data yang telah diperoleh lalu dipilah-pilah per paragraf sesuai dengan definisi kategori.
- Data kemudian diuji kategori dengan menggunakan lembar koding yang diisi oleh koder.
- Hasil koding dimasukkan kedalam tabel induk.
- Data dalam tabel induk didistribusikan ke tabel tunggal untuk mengetahui trend isu dan arah isu.
- Data trend isu dan arah isu dianalisis dengan kecenderungan presentase.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan rencana analisis yang telah
penulis kemukakan sebelumnya, maka penulis akan menguraikan hasil
penelitian yang telah penulis lakukan. Hasil penelitian yang dilaporkan
berkaitan dengan isu dan arah isu pemberitaan PT Garuda Indonesia
mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada harian
kompas dan kedaulatan rakyat periode Maret-April 2007 yaitu:
1). Trend Isu
A. Isu periode I (08 maret-09 Maret 07)
Berikut ini hasil penelitian isu pada
periode I (08 maret- 09 maret’2007) mengenai pemberitaan PT Garuda
Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada
harian Kompas dan kedaulatan rakyat yang terdiri dari 93 paragraf.
Dengan rincian 82 paragraf dari surat kabar kompas dan 11 paragraf dari
Koran Kedaulatan Rakyat. dapat dilihat pada table 9 berikut ini :
Tabel 9
Isu periode 1 (08 maret – 09 maret 2007)
Surat kabar kompas dan koran kedaulatan rakyat
n = 93
Surat KabarIsu | Kompas | Koran Kedaulatan Rakyat | Jumlah | |||
f | % | f | % | f | % | |
Hukum | 70 | 85.7 | 11 | 100 | 81 | 87.1 |
Sosial | 3 | 3.66 | - | - | 3 | 3.23 |
Human Error | 9 | 10.97 | - | - | 9 | 9.67 |
Jumlah | 82 | 100 | 11 | 100 | 93 | 100 |
Tabel 9 diatas menunjukan isu yang
mendonimasi pada periode I adalah isu tentang Hukum dengan presentasi
85,37 pada surat kabar kompas, dan 100 % pada Koran Kedaulatan Rakyat.
Ini berarti, Kompas dan `Kedaulatan Rakyat sama-sama menunjukan bahwa
isu Hukum yang mendoninasi Periode I.
Isu Periode II (10 maret-12 maret 2007)
Berikut ini hasil penelitian isu pada
periode II (10 maret-12 maret 2007) mengenai pemberitaan PT Garuda
Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada
harian kompas dan kedaulatan rakyat yang terdiri dari 42 paragraf.
Dengan Rincian 22 paragraf dari surat kabar kompas dan 20 paragraf dari
Koran kedaulatan rakyat dapat dilihat pada table 10 berikut ini :
Tabel 10
Isu periode II (10 maret – 12 maret 2007)
Surat kabar kompas dan kedaulatan rakyat
n = 42
Surat KabarIsu | Kompas | Koran Kedaulatan Rakyat | Jumlah | |||
f | % | f | % | f | % | |
Hukum | 22 | 100 | 19 | 95 | 41 | 97.62 |
Sosial | - | - | - | - | - | - |
Human Error | - | - | 1 | 5 | 1 | 2.38 |
Jumlah | 22 | 100 | 20 | 100 | 42 | 100 |
Tabel 10 diatas menunjukan bahwa isu
yang mendoninasi pada periode II adalah isu tentang Hukum dengan
persentase 100% pada surat kabar Kompas, dan 95% pada Kedaulatan Rakyat.
Ini berarti, Kompas dan Kedaulatan Rakyat sama-sama menunjukan bahwa
isu Hukum yang mendominasi periode II.
Isu periode III ( 13 Maret-16 Maret 2007)
Berikut ini hasil penelitian isu pada
periode III ( 8 Juli – 13 Oktober 2006) mengenai pemberitaan PT Garuda
Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada
harian kompas dan kedaulatan rakyat yang terdiri dari 51 paragraf.
Dengan rincian 34 paragraf dari surat kabar Kompas dan 17 paragraf dari
Kedaulatan Rakyat dapat dilihat pada table 11 berikut ini:
Tabel 11
Isu Periode III (13 Maret – 16 Maret 2007
Surat Kabar Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat
n = 51
Surat KabarIsu | Kompas | Koran Kedaulatan Rakyat | Jumlah | |||
f | % | f | % | f | % | |
Hukum | 24 | 70.59 | 11 | 64.71 | 35 | 68.63 |
Sosial | 1 | 2.94 | 3 | 35.29 | 7 | 13.73 |
Human Error | 9 | 26.47 | - | - | 9 | 17.64 |
Jumlah | 34 | 100 | 17 | 100 | 51 | 100 |
Tabel 11 di atas menunjukan bahwa isu
yang mendominasi pada periode III adalah isu tentang Hukum dengan
persentase 70,59% pada surat kabar Kompas dan 64,71% pada Kedaulatan
Rakyat. Ini berarti, Kompas dan Kedaulatan Rakyat sama-sama menunjukkan
bahwa isu Hukum yang mendominasi periode III.
Trend Isu
Berikut ini hasil penelitian trend isu
dari ketiga periode mengenai pemberitaan PT Garuda Indonesia mengenai
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta pada harian kompas dan
kedaulatan rakyat dapat dilihat pada table 12 pada halaman 62 :
2) Trend Isu
Arah Isu Periode I (08 Maret – 9 Maret 2007)
Berikut ini hasil penelitian arah isu
pada periode I ( 08 Maret – 09 Maret 2007) mengenai pemberitaan PT
Garuda Indonesia mengenai kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di
Yogyakarta di surat kabar Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat yang
terdiri dari 93 paragraf. Dengan rincian 82 paragraf dari surat kabar
Kompas dan 11 paragraf dari Koran Kedaulatan Rakyat dapat dilihat pada
table 13 berikut ini :
Tabel 13
Arah Isu Periode I (08 maret-9maret 2007)
Surat Kabar Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat
n = 93
Surat KabarArah Isu | Kompas | Koran Kedaulatan Rakyat | Jumlah | |||
f | % | f | % | f | % | |
Positif | 72 | 87.8 | 11 | 100 | 83 | 89.74 |
Netral | 5 | 6.1 | - | - | 5 | 5.37 |
Negatif | 5 | 6.1 | - | - | 5 | 5.38 |
Jumlah | 82 | 100 | 11 | 100 | 93 | 100 |
Tabel 13 di atas menunjukan bahwa arah
isu yang mendominasi pada periode I adalah arah isu positif dengan
persentasi 87,8% pada surat kabar Kompas, dan 100% pada Koran Kedaulatan
Rakyat. Ini berarti, Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat sama-sama
menunjukan bahwa arah isu ositif yang mendominasi periode I.
Arah Isu Periode II (10 Maret – 12 Maret 2007)
Berikut ini hasil penelitian arah isu
pada periode II (10Maret –12Maret 2007) mengenai kecelakaan pesawat
Boeing 737/200 di Yogyakarta di surat kabar Kompas dan Koran Kedaulatan
Rakyat yang terdiri dari 42 paragraf. Dengan rincian 22 paragraf dari
surat kabar Kompas dan 20 paragraf dari Koran Kedaulatan Rakyat dapat
dilihat pada table 14 berikut ini :
Tabel 14
Arah Isu Periode II (10 Maret – 12 Maret 2007)
Surat Kabar Kompas dan Koran kedaulatan rakyat
n = 42
Surat KabarArah Isu | Kompas | Koran Kedaulatan Rakyat | Jumlah | |||
f | % | f | % | f | % | |
Positif | 18 | 81.82 | 11 | 55 | 29 | 69.05 |
Netral | - | - | 2 | 10 | 2 | 4.76 |
Negatif | 4 | 18.18 | 7 | 35 | 11 | 26.29 |
Jumlah | 22 | 100 | 20 | 100 | 42 | 100 |
Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa arah
isu yang mendominasi pada periode II adalah arah isu positif dengan
persentasi 81,82% pada surat kabar Kompas, dan 55% pada Koran Kedaulatan
Rakyat. Ini berarti, Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat sama-sama
menunjukkan bahwa arah isu positif yang mendominasi periode II.
Arah Isu Periode III (13 Maret – 16 Maret 2007)
Berikut ini hasil penelitian arah isu
pada periode III 13 Maret – 16 Maret 2007 mengenai kecelakaan pesawat
Boeing 737/200 di Yogyakarta di surat kabar Kompas dan Koran Kedaulatan
Rakyat yang terdiri dari 51 Paragraf. Dengan rincian 34 paragraf dari
surat kabar Kompas dan 17 paragraf dari Koran Kedaulatan Rakyat dapat
dilihat pada table 15 berikut ini :
Tabel 15
Arah Isu Periode III ( 13 Maret-16 Maret 2007 )
Surat Kabar Kompas dan Kedaulatan Rakyat
n = 51
Surat KabarArah Isu | Kompas | Koran Kedaulatan Rakyat | Jumlah | |||
f | % | f | % | f | % | |
Positif | 29 | 85.29 | 13 | 76.49 | 42 | 82.35 |
Netral | - | - | - | - | - | - |
Negatif | 5 | 14.71 | 4 | 23.53 | 9 | 17.65 |
Jumlah | 34 | 100 | 17 | 100 | 51 | 100 |
Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa arah
isu yang mendominasi pada periode III adalah arah isu positif dengan
persentasi 85,29% pada surat kabar Kompas, dan 76,49% pada Koran KR. Ini
berarti, Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat sama-sama menunjukkan bahwa
arah isu positif yang mendominasi periode III.
Dari penelitian yang telah penulis
lakukan, sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diawal
bahwa penulis ingin mengetahui “Bagaimana trend isu dan arah isu
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta di surat kabar Kompas
dan Koran Kedaulatan Rakyat periode Maret –April 2007”, maka dapat
diketahui sebagai berikut :
1) Trend Isu
Apabila dilihat dari hasil penelitian
tabel 4 (lihat Bab IV hal. 62) diketahui bahwa terdapat kecenderungan
trend isu yaitu isu mengenai Hukum dalam berita isu kecelakaan pesawat
Boeing 737/200 di Yogyakarta di surat kabar Kompas dan Koran Kedaulatan
Rakyat periode Maret –April 2007”, dengan frekuensi 84,06% pada surat
kabar Kompas, dan 85,42% pada Koran Kedaulatan Rakyat. Kecenderungan
trend isu mengenai Hukum terjadi karena dalam berita tersebut terdapat
ketidaksesuaian/ketidakberesan di dalam masyarakat sehingga pers
memberikan penekanan terhadap masalah Hukum dalam berita tersebut. Hal
ini sejalan dengan teori agenda setting bahwa media massa memunculkan
suatu isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat sehingga menjadi
topic yang layak untuk diperbincangkan.
Berdasarkan teori agenda setting
tersebut menjelaskan bahwa suatu media massa melakukan penekanan
terhadap isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat yang memunculkan
aspek-aspek yang berbeda oleh masyarakat. Media massa menyampaikan
isu-isu yang dianggap penting dalam masyarakat dengan menyaringnya
sesuai dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan fungsi gatekeeper di media massa (Devito, 1997 : 530) yang menyatakan bahwa :”Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring pesan yang diterima seseorang.” Berdasarkan fungsi gatekeeper diatas
menyiratkan bahwa media massa dalam hal ini menyatakan pesan berupa
informasi kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan tersebut
memiliki banyak aspek. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian ini maka
salah satu aspek yang menonjol dalam berita kecelakaan pesawat Boeing
737/200 di Yogyakarta ini adalah Hukum. Selain itu pula, menurut Ritonga
(2000 : 5) menjelaskan bahwa : “Media sebagai penengah. Media
menyeleksi dan mengedit, mendramatisir dan menekankan
peristiwa-peristiwa lain sesuai dengan standard an aturan-aturan
mereka.”
Dari pendapat di atas menyiratkan bahwa
media massa sebagai pihak yang berada di tengah di antara perusahaan dan
masyarakat. Sehingga informasi yang disampaikan harus ada kaitannya
dengan perusahaan maupun kaitannya dengan khalayak. Namun media
masyarakat sesuai dengan standar dan aturan media tersebut, baru setelah
itu media menyampaikan kepada masyarakat. Jika dikaitkan dengan
penelitian ini maka Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat sebagai pihak
penengah yang memuat berita kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di
Yogyakarta yang sebelumnya telah diedit dan diseleksi karena dianggap
penting menurut masyarakat. Dari kesekian banyaknya berita kecelakaan
pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta dalam berita tersebut terdapat
masalah yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat yaitu aspek atau
masalah Hukum. Isu atau persoalan merupakan suatu kumpulan pendapat umum
yang didalamnya terdapat ketidaksepakatan antara pihak yang satu dengan
yang lain mengenai suatu hal yang sedang diperbincangkan. Pendapat umum
disini diartikan sebagai suatu pendapat masyarakat terhadap suatu
persoalan atau masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum
dengan menggunakan media massa. Pembentukan pendapat umum diperjelas
pula oleh teori cerobong kausalitas (Hennessy, lihat Bab II hal. 20-21).
Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa
konsep cerobong kausalitas ditujukan untuk penganalisisan pembentukan
pendapat masa lalu, masa sekarang atau masa yang akan datang. Selain itu
dijelaskan pula proses pembentukan pendapat umum. Berdasarkan teori
cerobong kausalitas diatas, maka suatu isu yang muncul mengenai hukum
merupakan suatu kumpulan pendapat dari masyarakat yang pada dasarnya
masyarakat sejak awal telah memiliki suatu penilaian terhadap PT Garuda
Idonesia. Penilaian yang telah dimiliki masyarakat merupakan sikap awal
yang bersifat positif, netral ataupun negative. Dengan demikian sikap
awal yang dimiliki masyarakat berpengaruh terhadap penonjolan isu yang
dimunculkan oleh media massa. Dijelaskan pula bahwa suatu isu terjadi
apabila didalamnya mengandung kontroversi yang menyangkut kepentingan
umum dan biasanya diperbincangkan di media massa. (Pendapat Rotonga,
lihat Bab II hal. 28). Berdasarkan pendapat diatas jelas bahwa suatu
pendapat umum terbentuk karena adanya suatu persoalan atau isu yang
menyangkut kepentingan masyarakat yang dimuat di media massa. Jika
dikaitkan dengan hasil penelitian ini maka isu yang muncul dari kedua
surat kabar tersebut adalah masalah hukum, untuk itu dengan munculnya
isu mengenai hukum maka diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
humas PT Garuda Indonesia dalam memberikan rekomendasi kepada top management yaitu
direksi menganai cara mengatasi pemberitaan seperti ini supaya tidak
terjadi lagi. Selain itu juga dapat menjadi bahan masukan bagi humas PT
Garuda Indonesia dalam menetralisasi opini yang berkembang berita
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta. Disamping itu humas
juga harus mengcounter segala jenis berita mengenai perusahaan
yang berkembang di media cetak melalui data sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberitaan serta mempertimbangkan counter jenis apa
yang sesua i dengan perusahaan sehingga posisi perusahaan yang
diwakilinya menjadi lebih baik. Dan juga selalu menjaga hubungan baik
dengan pers sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis antara
perusahaan yang diwakilinya dengan media massa.
2) Trend Arah Isu
Apabila dilihat dari hasil penelitian
pada Tabel 16 diketahui bahwa terdapat kecenderungan trend arah isu
yaitu arah isu positif dalam berita kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di
Yogyakarta di surat kabar Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat periode
Maret –April 2007. Dengan frekuensi 86,23% pada surat kabar Kompas, dan
72,92% Koran Kedaulatan Rakyat. Kecenderungan trend arah isu positif
dalam berita kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta di Kompas
dan Koran Kedaulatan Rakyat periode Maret– April 2007 terjadi karena
terdapat ketidaksesuain dengan apa yang diinginkan masyarakat, di dalam
berita tersebut menyangkut hal-hal yang bersifat positif dan juga adanya
aspirasi masyarakat yang tidak baik terhadap berita tersebut. Hal ini
sejalan dengan fungsi media massa yang pada dasarnya adalah menyampaikan
informasi kepada khalayak mengenai segala sesuatu yang terjadi. Namun
selain itu fungsi media massa yang lain adalah korelasi dengan
menjelaskan, mengomentari peristiwa yang terjadi dalam bentuk berita.
Pendapat diatas menjelaskan bahwa surat kabar Kompas dan Koran
Kedaulatan Rakyat mengomentari berita kecelakaan pesawat Boeing 737/200
di Yogyakarta sehingga menimbulkan pendapat umum yang diperbincangkan
oleh masyarakat.
Komentar dari surat kabar Kompas dan
Koran Kedaulatan Rakyat ini akan berdampak pada kebijakan yang diambil
perusahaan mengenai upaya yang diambil dalam kecelakaan Pesawat Garuda.
Hal ini juga terkait dengan agenda kebijaksanaan (Ritonga, 2000 : 3)
yang menyatakan bahwa : “Studi agenda kebijasanaan sebagai pengaruh dari
agenda media atau agenda public terhadap proses memutuskan
kebijaksanaan dalam konteks pembentukan pendapat umum.” Dari pendapat di
atas, maka menyiratkan bahwa suatu pendapat yang dimiliki masyarakat
terhadap isu yang ditonjolkan oleh media massa akan berdampak pada
kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Sama halnya dengan berita
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta ini yang dinilai arah
isunya adalah positif maka PT Garuda selaku perusahaan yang mengelola
transportasi penerbangan akan mengambil kebijakan-kebijakan yang
dianggapnya dapat mempersempit atau merubah penilaian masyarakat
berkaitan dengan adanya pemberitaan mengenai kecelakaan pesawat
tersebut. Selain itu fungsi media massa yang lain adalah sebagai control
social. Dalam fungsi control sosial tersebut terdapat pendapat
masyarakat menganai suatu masalah yang dikontrol oleh media. UU Pers ini
juga berhubungan dengan fungsi korelasi yang dikemukakan oleh Mc.
Quail. Jika dikaitkan dengan hasil penelitian ini, maka jelas bahwa arah
isu berita berita kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta
adalah positif.
Disini penulis menilai bahwa surat kabar
Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat, redaksionalnya menekankan fungsi
korelasi yaitu mengomentari, menjelaskan peristiwa yang terjadi. Selain
itu media massa juga sebagai alat kontrol sosial artinya media massa
menyampaikan segala sesuatu kepada masyarakat dalam hal ini yaitu berita
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta yang melibatkan PT
Garuda Indonesia kemudian dikomentari oleh masyarakat dengan pendapat
yang berbeda-beda. Media massa juga sebagai alat control sosial terhadap
PT Garuda Indonesia dengan memberitakan apa yang baik dan yang tidak
baik. Untuk itu Humas harus menjaga hubungan baik dengan pers agar
terjalin hubungan baik degan perusahaan yang diwakilinya.
Kesimpulan
Masalah pokok penelitian ini adalah
“Bagaiamana trend isu dan arah isu mengenai kecelakaan pesawat Boeing
737/200 di Yogjakarta pada Koran Kompas dan Kedaulatan Rakyat periode
Maret – April 2007?” Metode yang digunakan untuk menjawab masalah pokok
penenlitian ini adalah Audit Program Monitoring Lingkungan dengan fase
peringatan dini. Subyek penelitian ini adalah PT Garuda Indonesia dengan
menitik beratkan pada fungsi Humasnya dalam memantau pendapat umum.
Maka dapat diketahui bahwa terdapat trend isu dalam penelitian mengenai
kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di Yogyakarta trend yang muncul adalah
hukum dan terdapa trend arah isu positif. Berdasarkan hasil penelitian,
dan arah isu berita berita kecelakaan pesawat Boeing 737/200 di
Yogyakarta di Kompas dan Koran Kedaulatan Rakyat periode maret-april
2007. Dengan trend isunya yaitu mengenai Hukum, hal ini terjadi karena
dalam berita tersebut terdapat sesuaian / terselesaikan di dalam
masyarakat sehingga pers memberikan penekanan terhadap masalah hokum
dalam berita tersebut. Sedangkan trend arah isunya adalah positif, hal
ini terjadi karena terdapat kesesuaian dengan apa yang diinginkan
masyarakat, dalam berita tersebut menyangkut hal-hal yang bersifat
positif dan juga adanya aspirasi masyarakat yang baik terhadap berita
tersebut. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian ini maka
jawaban dari masalah pokok penelitian ini adalah : Terdapat
kecenderungan trend isu mengenai hukum karena dalam berita tersebut
terdapat kesesuian / terselesaikan didalam masyarakat sehingga pers
memberikan penekanan terhadap masalah hukum dalam berita tersebut.
Terdapat kecenderungan trend arah isu yaitu positif karena terdapat
kesesuaian dengan apa diinginkan masyarakat, dalam berita tersebut
menyangkut hal-hal yang bersifat positif dan juga adanya aspirasi
masyarakat yang baik terhadap berita tersebut.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Oemi. “Dasar-dasar Public Relations”. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. 2002
Adnan, Hamdan dan Hafied Canggara. “Prinsip-prinsip Hubungan Masyarakat. Surabaya” : Usaha Nasional Surabaya. 1996
Afdhal, Ahmad Fuad. “Tips & Trik Public Relations”. Jakarta : PT. Gramedia Widya Sarana Indonesia. Jakarta. 2004
Assegaff. “Proses Terbentuknya Pendapat Umum”. 1987
Effendy, Onong Uchjana. “Kamus Komunikasi”. Mandar Maju. Bandung. 1989
Effendy, Onong Uchjana. “Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek”. Rosdakarya. Bandung. 2000
Hennessy. Teori Cerobong Kausalitas dan Teori Agenda Setting”. 1990
Hennessy. “Pengertian Isu”. 1990
Jalaluddin, Rakhmat. “Metode Penelitian Komunikasi”. Bandung : Remaja Rosdakarya. Bandung. 1984
Kusumastuti, Frida. “Dasar-dasar Hubungan Masyarakat”. Jakarta : Ghalia Indonesia. Jakarta. 2002
MC, Quail. “Teori Cerobong Kausalitas dan Teori Agenda Setting”. 1994
Moore, H.Frazier. “Hubungan Masyarakat (Prinsip, kasus, dan Masalah)”. Remaja Karya. 1988
Moore, H.Frazier. “Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi”. Rosdakarya. Bandung. 2004
Ritonga, M. Jamiluddin. “Riset Kehumasan”. Jakarta : Grafindo. Jakarta. 2004
Sarwono, Sarlito Wirawan. “Pengantar Umum Psikologi”. Bulan Bintang. Jakarta. 1986
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. “Dasar-dasar Public Relations”. Rosda Karya. Bandung. 2004
Sumadiria, haris. “Jurnalistik Indonesia-Menulis Berita dan Feature”. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2005
*Jurnal tersebut diatas diterbitkan dalam Jurnal Komunikologi Vol.8 No.2 September 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar