EFEKTIVITAS TABLOID KOMUNIKA SEBAGAI MEDIA
DISEMINASI INFORMASI BAGI PEGAWAI PUSLITBANG POSTEL DAN PUSLITBANG APTEL
SKDI BADAN LITBANG SDM DEPKOMINFO.
Awaludin Soheh1, Kanti Wilujeng Walujo1
1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510
awal1999@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui efektivitas
Tabloid Komunika Depkominfo dalam memberikan informasi kepada publik.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan skala
Likert. Hasil penelitian menggambarkan bahwa efektifitas Tabloid
Komunika bagi pegawai dinilai sangat efektif dalam memberikan suatu
informasi yang akan membuat adanya perubahan suatu sikap setelah
mendapatkan informasi tersebut. Hasil penelitian mengenai efektifitas
Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai
Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo
dikategorikan sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, sangat
tidak setuju.Kata kunci: efektifitas berita, media diseminasi, informasi publik
Pendahuluan
Sejak Departemen Penerangan dibubarkan dan beberapa kali berganti nama tugas komunikasi dan informasi akhirnya di percayakan pada lembaga yang bernama Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Departemen tersebut merupakan gabungan dari Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menegkominfo), Lembaga Informasi Nasional (LIN) ditambah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjenpostel). Dengan demikian struktur organisasi Depkominfo sudah berubah tidak seperti Departemen Penerangan (Deppen), LIN atau Menegkominfo. Dalam sturktur organisasi Depkominfo ada Badan Informasi Publik (BIP) yang punya tugas penting dalam diseminasi informasi publik.
Sebagai salah satu lembaga pemerintah, Depkominfo melalui BIP dituntut dapat memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah serta kegiatankegiatan yang dibuat instansi pemerintah kepada publik internal dan publik eksternal. Untuk itu diperlukan sebuah media sebagai alat untuk meyampaikan informasi publik. Salah satu media yang digunakan adalah Tabloid Komunika.
Tabloid Komunika diterbitkan di Jakarta oleh Badan Informasi Publik (BIP) Depkominfo tanggal 26 Desember 2005. yang terbit dua kali sebulan dan akhir bulan ada terbitan khusus. Menurut Taufik, News Editor Depkominfo (wawancara 24/01/2008), Tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika , yaitu:
Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah. Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah.Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh karyawan di dalam instansi atau perusahaan. Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan. Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik.
Adapun pembagian tugas Badan Informasi Publik (BIP) sendiri terbagi atas 1) Pusat Polhukam, terbagi atas Bidang Informasi Publik, Bidang Informasi Hukum dan Bidang Informasi Keamanan. 2) Pusat Perekonomian, terbagai atas Bidang Informasi Keuangan dan Perbankan, Bidang Informasi Industri dan Perdagangan serta Bidang Informasi Jasa. 3) Pusat Kesra, terbagi atas Bidang Informasi Sosial dan Budaya, Bidang Informasi Agama dan Pendidikan serta Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup. 4) Pusat Pengelola Pendapat Umum, terbagi atas Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan, Bidang Pendapat Umum Perekonomian serta Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat. 5) Pusat Pelayanan Informasi, terbagi atas Bidang Pelayanan Media Baru dan Bidang Pelayanan Media Konvensional. Tugas Badan Informasi Publik (BIP) antara lain:
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa tugas BIP Depkominfo yaitu merumuskan suatu masalah, melakukan pembinaan, memberikan bimbingan, pengawasan, melakukan koordinasi dengan pejabat Eselon I untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah mengenai informasi kepada publik yang nantinya menjadi laporan baik tertulis maupun lisan sebagai pertanggungjawaban kepada Menkominfo. Sedangkan kegiatan Badan Informasi Publik, Depkominfo, antara lain:
• Terselenggaranya pelayanan informasi publik yang cepat, akurat, mudah dan merata.
• Meningkatkan sistem pelayanan informasi publik.
• Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga informasi dan media.
• Meningkatkan pelayanan informasi publik bidang polhukam, perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
• Meningkatkan pengelolaan pendapat umum.
• Meningkatkan fasilitasi pelayanan informasi publik .
(http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008).
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan BIP Depkominfo yaitu menciptakan informasi yang cepat, merata dan akurat baik di bidang polhukam, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat .Selain itu, BIP juga melakukan peningkatan pada lembaga-lembaga informasi dan fasilitasi pelayanan informasi kepada publik. Pembuatan Tabloid Komunika dilaksanakan oleh satu Sub Bagian, yaitu sub bagian media cetak yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan menyusun materi informasi serta mensosialisasikan kebijakan program, kegiatan pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai bahan penerbitan internal, melaksanakan penyebarluasan informasi melalui penerbitan internal dan melaksanakan distribusi penerbitan internal.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan tujuan di buatnya Tabloid Komunika adalah untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi mengenai kebijakan dan kegiatan yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah, membina hubungan yang harmonis antar karyawan dan memberikan informasi tentang keadaan Indonesia dari segi polhukam dan untuk meningkatkan citra suatu daerah di mata publik.
Penyampaian informasi mengenai instansi kepada publik internal dilakukan oleh BIP Depkominfo melalui media internal dengan menggunakan Tabloid Komunika. Periodisasi penerbitan Tabloid Komunika ini terbit setiap 2 minggu sekali dan biasanya di akhir bulan ada edisi khusus. Tulisan dalam suatu Tabloid ada bermacam-macam, dapat berbentuk artikel, cerita, dan berita yang dilengkapi dengan foto-foto. Dilihat dari artikel yang ada, Tabloid Komunika umumnya memuat masalah yang berkaitan dengan program dan kegiatan pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Informasi yang di sampaikan oleh BIP Depkominfo kepada publiknya dapat melalui media internal yaitu Tabloid Komunika. Dalam media tersebut, BIP harus membuat bagaimana informasi yang terdapat di dalamnya efektif dan berguna bagi pengetahuan informasi untuk publik.
Model Lasswell
Sebuah model verbal awal dalam komunikasi adalah model yang diusulkan oleh Lasswell yang di kutip oleh Severin & Tankard (2005:55), antara lain:
• Unsur sumber (who, siapa)
• Unsur pesan (says what, mengatakan apa)
• Unsur komunikasi (in which channel, pada saluran yang mana)
• Unsur penerima (to whom, kepada siapa)
• Unsur pengaruh (with what effect, dengan pengaruh/ dampak apa)
Model Lasswel ini digunakan dalam banyak aplikasi dalam komunikasi massa. Ia mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan. Siapa mengemukakan pertanyaan tentang pengendalian pesan (misalnya, studi “penjaga gawang”). Mengatakan apa adalah subjek analisis isi (umpamanya, analisis informasi dalam cyberspace). Saluran komunikasi dipelajari dalam media analisis. Kepada siapa berkaitan dengan analisis penertima dan audiens. Dari model di atas, penulis meyimpulkan bahwa yang menjadi sumber adalah pemerintah, pesan yang akan disampaikan berbagai macam seperti tentang politik, hukum, keamanan dll. Selanjutnya yang menjadi media dalam hal ini adalah Tabloid 8 Komunika dan yang menjadi komunikan adalah para pegawai yang berada di Depkominfo dan di daerah. Adapun pengaruhnya yaitu untuk melihat sejauh mana informasi publik melalui Tabloid Komunika dapat mempengaruhi mereka.
Efektivitas
Menurut Moeliono dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:950), efektivitas adalah “Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha atau tindakan).” Berdasarkan penjabaran di atas, maka efektivitas adalah “Adanya efek yang nantinya menimbulkan suatu pengaruh terhadap apa disampaikan kepada seseorang yang nantinya menghasilkan suatu tindakan.” Sedangkan Ruslan (2004:53) menyatakan suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Lebih lanjut Ruslan mengatakan (2004:57), ada lima hal yang dapat yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu:
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi akan efektif jika pesan yang disampaikan melalui media dibuat dengan cermat dan baik sehingga nantinya dari pesan tersebut di terima dengan baik oleh komunikan.
Efektivitas Penggunaan Media
Efektivitas penggunaan media bisa tercapai apabila pesan disampaikan pada saluran yang tepat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakter media. McLuhan dalam artikelnya yang berjudul “Medium is The Message” (Kanti Walujo, 2007). membagi sifat media dalam 2 jenis yaitu hot medium dan cool medium. Hot medium memiliki high definition. High definition merupakan medium yang mudah diisi dengan data. Sebagai contoh foto, secara visual merupakan high definition. Kartun merupakan medium yang low definition karena sedikit informasi visual yang diberikan. Telepon adalah cool medium atau low definition karena telinga kurang memberikan informasi. Pidato adalah cool medium of low definition karena sedikit yang diberikan pembicara dan banyak diisi oleh pendengar. Hot medium partisipasinya rendah, cool medium partisipasinya tinggi atau informasi dilengkapi oleh audience. Hot medium seperti radio memiliki efek yang berbeda dibanding cool medium seperti telepon. Cool medium seperti tulisan huruf hieroglyphic memiliki efek yang berbeda dengan hot and explosive medium seperti phonetic alphabet yang memberikan tingkat abstraksi tinggi.Tabloid Komunika termasuk Hot medium dan memiliki High definition karena pembaca harus aktif membaca.
Tabloid
Setiap instansi mempunyai media massa sebagai saluran komunikasi, yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada publik internal dan ada juga yang ditujukan pada publik eksternalnya. Di Depkominfo sendiri terdapat beberapa macam media internal antara lain: Tabloid Komunika Depkominfo.
Menurut Badudu & Zain (1994:234), Tabloid adalah “surat kabar dalam ukuran kecil yang banyak memuat berita singkat, banyak gambar, banyak berita yang sensasional dan mudah di baca.” Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa Tabloid adalah media cetak yang berupa surat kabar yang didalamnya memuat berita singkat, sensasional dan disertai dengan gambar-gambar yang bertujuan agar mudah di baca oleh publik. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis dapat simpulkan bahwa Tabloid Komunika digunakan oleh Depkominfo untuk menyebarluaskan berbagai informasi publik yang berkaitan dengan kegiatan mereka baik tentang kebijakan ataupun permasalahan yang lebih luas yang semuanya itu dimuat dalam Tabloid Komunika yang terbagi atas beberapa rubrik. Tabloid Komunika sendiri terdapat beberapa rubrik, antara lain:
Media Diseminasi
Menurut Sobur, (2004), media adalah “Sesuatu yang menjadi saluran atau perantara tersampaikannya pesan komunikasi. Media dalam komunikasi merupakan alat yang digunakan komunikator dalam menyampaikan atau mengirimkan simbol.” Sedangkan menurut Anggoro (2001), media adalah: “Alat atau saluran dan sarana komunikasi yang sering digunakan oleh Humas untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publiknya dan sekaligus meningkatkan citra lembaga. Media ini sangat bervariasi dan memiliki berbagai tujuan contohnya media pers, audio visual, radio, televise, pameran, printed material, penerbitan buku khusus, jurnal organisasi. Pemilihan media dilakukan oleh Humas dengan melihat sasaran khalayak yang sangat penting dalam tahap persiapan dan penyebaran informasi sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.”
Menurut Cangara (1990:24), media adalah “alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima”. Dari ketiga definisi di atas mengenai media, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa media adalah alat yang digunakan humas sebagai saluran atau sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada publiknya dengan memilih suatu media yang sesuai sehingga tercapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dalam hal ini BIP Depkominfo menggunakan Tabloid Komunika sebagai media internal untuk menyampaikan berbagai pesan atau informasi khususnya kepada publik Menurut Wahyudi (1991:10), sifat media massa terbagi dalam beberapa hal, antara lain::
Dari pernyataan di atas penulis berpendapat bahwa media massa periodik merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan kepada banyak orang, dengan arus informasi berjalan satu arah, isinya bersifat umum, diterbitkan oleh suatu lembaga organisasi. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka media massa periodik yaitu Tabloid Komunika yang diterbitkan oleh BIP Depkominfo berguna untuk menyampaikan informasi yang bersifat umum khususnya yang terjadi di berbagai daerah dan juga arus komunikasinya bersifat dua arah sebab adanya timbal balik dari
permasalahan tersebut dan biasanya pesan yang disampaikan itu menjangkau semua publik. Menurut Prof Sendjaja, Ph.D,.dkk. (1999:180), ada beberapa dampak yang di timbulkan oleh media, yaitu:
Dari pernyataan di atas, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh media massa sangat beragam seperti penyampaian informasi, pengetahuan, sikap atau nilai, hingga dampak yang akan menimbulkan suatu tindakan.
Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka penulis mengangap dampak kognitif adalah yang paling besar yang ditimbulkan oleh Tabloid Komunika, sebab sifatnya adalah untuk menyebarluaskan informasi kepada publik.
Diseminasi (penyebaran)
Menurut Badudu & Zain (1996:1501), penyebaran adalah “proses, perbuatan, cara menyelesaikan (kan).”
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sebar – menyebar (kan) adalah menghamburkan, menyiarkan (berita dan sebagainya). Dari pengertian di atas tentang media diseminasi (penyebaran), penulis membuat suatu kesimpulan bahwa alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan
suatu informasi atau berita. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka BIP menggunakan Tabloid Komunika
sebagai media untuk menyampaikan informasi tentang banyak hal kepada publik yang dalam hal ini bertujuan mempengaruhi sikap mereka.
Informasi Publik
“informasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses kegiatan dari mulai menghimpun data sampai penyusunan data terolah/teranalisa, sehingga siap dipublikasikan” (www.nakertrans.go.id/ 21/01/2008).
Menurut Shannon & Weaver yang di kutip oleh Wiryanto (2004:29), informasi adalah “energi yang terpolakan, yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan pilihan-pilihan yang ada.” Sedangkan menurut Moekijat (1991:6-7), informasi adalah “penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita.”
Dari beberapa pernyataan di atas, penulis dapat simpulkan bahwa informasi adalah rangkaian suatu proses data atau berita yang nantinya dapat mempengaruhi suatu individu untuk mengambil suatu keputusan. Selanjutnya penulis akan pengertian publik menurut pendapat ahli, antara lain: Menurut Abdurrachman (2001), publik adalah Sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan group kecil, terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit, namun juga bisa merupakan kelompok besar. Biasanya individu-individu yang termasuk dalam kelompok itu mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya—walaupun tidak terikat oleh struktur yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan dan tidak mempunyai hubungan langsung” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008). Sedangkan menurut Borden, publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008).
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa publik adalah seseorang yang mempunyai minat dan kepentingan yang sama dan biasanya mereka terbagi atas kelompok kecil maupun kelompok besar akan tetapi mereka tidak terikat oleh sesuatu. Sedangkan menurut Kanti (2007:41), informasi publik adalah “informasi yang dimiliki oleh rakyat dan seharusnya disampaikan kepada rakyat. Adapun informasi tersebut tidak sampai kepada rakyat kecuali di atur oleh undangundang.” Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis membuat suatu kesimpulan bahwa publik yang terkait dengan BIP Depkominfo adalah publik yang secara nyata menerima dan mengetahui informasi tentang apa saja yang terdapat diTabloid Komunika. Komunika itu sendiri dalam hal ini tujuannya adalah memberikan informasi kepada publik. Dari informasi tersebut BIP ingin mengetahui sejauh mana Tabloid Komunika itu efektif, maka jika informasi yang terdapat di Tabloid Komunika dapat dipahami oleh publik sehingga terciptanya komunikasi yang efektif.
Sejak Departemen Penerangan dibubarkan dan beberapa kali berganti nama tugas komunikasi dan informasi akhirnya di percayakan pada lembaga yang bernama Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Departemen tersebut merupakan gabungan dari Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menegkominfo), Lembaga Informasi Nasional (LIN) ditambah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjenpostel). Dengan demikian struktur organisasi Depkominfo sudah berubah tidak seperti Departemen Penerangan (Deppen), LIN atau Menegkominfo. Dalam sturktur organisasi Depkominfo ada Badan Informasi Publik (BIP) yang punya tugas penting dalam diseminasi informasi publik.
Sebagai salah satu lembaga pemerintah, Depkominfo melalui BIP dituntut dapat memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah serta kegiatankegiatan yang dibuat instansi pemerintah kepada publik internal dan publik eksternal. Untuk itu diperlukan sebuah media sebagai alat untuk meyampaikan informasi publik. Salah satu media yang digunakan adalah Tabloid Komunika.
Tabloid Komunika diterbitkan di Jakarta oleh Badan Informasi Publik (BIP) Depkominfo tanggal 26 Desember 2005. yang terbit dua kali sebulan dan akhir bulan ada terbitan khusus. Menurut Taufik, News Editor Depkominfo (wawancara 24/01/2008), Tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika , yaitu:
Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah. Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah.Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh karyawan di dalam instansi atau perusahaan. Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan. Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik.
Adapun pembagian tugas Badan Informasi Publik (BIP) sendiri terbagi atas 1) Pusat Polhukam, terbagi atas Bidang Informasi Publik, Bidang Informasi Hukum dan Bidang Informasi Keamanan. 2) Pusat Perekonomian, terbagai atas Bidang Informasi Keuangan dan Perbankan, Bidang Informasi Industri dan Perdagangan serta Bidang Informasi Jasa. 3) Pusat Kesra, terbagi atas Bidang Informasi Sosial dan Budaya, Bidang Informasi Agama dan Pendidikan serta Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup. 4) Pusat Pengelola Pendapat Umum, terbagi atas Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan, Bidang Pendapat Umum Perekonomian serta Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat. 5) Pusat Pelayanan Informasi, terbagi atas Bidang Pelayanan Media Baru dan Bidang Pelayanan Media Konvensional. Tugas Badan Informasi Publik (BIP) antara lain:
- Merumuskan dan menetapkan program Badan Informasi Publik.
- Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program Badan Informasi Publik yang diadakan di pusat dan daerah.
- Memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan secara lisan dan tertulis kepada Sekretariat Badan dan Kepala Pusat sesuai tugas masing-masing.
- Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan operasional Badan Informasi Publik.
- Melakukan Koordinat dengan para Pejabat Eselon I di lingkungan Depkominfo.
- Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan oleh masing-masing unit kerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi publik
- Memimpin rapat pimpinan baik rutin maupun insedentil di lingkungan Badan Informasi Publik.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang informasi publik, baik internal maupun eksternal.
- Menilai dan menyetujui naskah, materi informasi publik untuk disebarluaskan.
- Melaporkan pelaksanaan tugas yang diembannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika secara lisan maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban.
- Melakukan tugas kedinasan lain dari Menteri Komunikasi dan Informatika.
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa tugas BIP Depkominfo yaitu merumuskan suatu masalah, melakukan pembinaan, memberikan bimbingan, pengawasan, melakukan koordinasi dengan pejabat Eselon I untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah mengenai informasi kepada publik yang nantinya menjadi laporan baik tertulis maupun lisan sebagai pertanggungjawaban kepada Menkominfo. Sedangkan kegiatan Badan Informasi Publik, Depkominfo, antara lain:
• Terselenggaranya pelayanan informasi publik yang cepat, akurat, mudah dan merata.
• Meningkatkan sistem pelayanan informasi publik.
• Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga informasi dan media.
• Meningkatkan pelayanan informasi publik bidang polhukam, perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
• Meningkatkan pengelolaan pendapat umum.
• Meningkatkan fasilitasi pelayanan informasi publik .
(http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008).
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan BIP Depkominfo yaitu menciptakan informasi yang cepat, merata dan akurat baik di bidang polhukam, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat .Selain itu, BIP juga melakukan peningkatan pada lembaga-lembaga informasi dan fasilitasi pelayanan informasi kepada publik. Pembuatan Tabloid Komunika dilaksanakan oleh satu Sub Bagian, yaitu sub bagian media cetak yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan menyusun materi informasi serta mensosialisasikan kebijakan program, kegiatan pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai bahan penerbitan internal, melaksanakan penyebarluasan informasi melalui penerbitan internal dan melaksanakan distribusi penerbitan internal.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan tujuan di buatnya Tabloid Komunika adalah untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi mengenai kebijakan dan kegiatan yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah, membina hubungan yang harmonis antar karyawan dan memberikan informasi tentang keadaan Indonesia dari segi polhukam dan untuk meningkatkan citra suatu daerah di mata publik.
Penyampaian informasi mengenai instansi kepada publik internal dilakukan oleh BIP Depkominfo melalui media internal dengan menggunakan Tabloid Komunika. Periodisasi penerbitan Tabloid Komunika ini terbit setiap 2 minggu sekali dan biasanya di akhir bulan ada edisi khusus. Tulisan dalam suatu Tabloid ada bermacam-macam, dapat berbentuk artikel, cerita, dan berita yang dilengkapi dengan foto-foto. Dilihat dari artikel yang ada, Tabloid Komunika umumnya memuat masalah yang berkaitan dengan program dan kegiatan pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Informasi yang di sampaikan oleh BIP Depkominfo kepada publiknya dapat melalui media internal yaitu Tabloid Komunika. Dalam media tersebut, BIP harus membuat bagaimana informasi yang terdapat di dalamnya efektif dan berguna bagi pengetahuan informasi untuk publik.
Model Lasswell
Sebuah model verbal awal dalam komunikasi adalah model yang diusulkan oleh Lasswell yang di kutip oleh Severin & Tankard (2005:55), antara lain:
• Unsur sumber (who, siapa)
• Unsur pesan (says what, mengatakan apa)
• Unsur komunikasi (in which channel, pada saluran yang mana)
• Unsur penerima (to whom, kepada siapa)
• Unsur pengaruh (with what effect, dengan pengaruh/ dampak apa)
Model Lasswel ini digunakan dalam banyak aplikasi dalam komunikasi massa. Ia mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan. Siapa mengemukakan pertanyaan tentang pengendalian pesan (misalnya, studi “penjaga gawang”). Mengatakan apa adalah subjek analisis isi (umpamanya, analisis informasi dalam cyberspace). Saluran komunikasi dipelajari dalam media analisis. Kepada siapa berkaitan dengan analisis penertima dan audiens. Dari model di atas, penulis meyimpulkan bahwa yang menjadi sumber adalah pemerintah, pesan yang akan disampaikan berbagai macam seperti tentang politik, hukum, keamanan dll. Selanjutnya yang menjadi media dalam hal ini adalah Tabloid 8 Komunika dan yang menjadi komunikan adalah para pegawai yang berada di Depkominfo dan di daerah. Adapun pengaruhnya yaitu untuk melihat sejauh mana informasi publik melalui Tabloid Komunika dapat mempengaruhi mereka.
Efektivitas
Menurut Moeliono dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:950), efektivitas adalah “Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha atau tindakan).” Berdasarkan penjabaran di atas, maka efektivitas adalah “Adanya efek yang nantinya menimbulkan suatu pengaruh terhadap apa disampaikan kepada seseorang yang nantinya menghasilkan suatu tindakan.” Sedangkan Ruslan (2004:53) menyatakan suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Lebih lanjut Ruslan mengatakan (2004:57), ada lima hal yang dapat yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu:
- Pemahaman.
- Kesenangan.
- Mempengaruhi Sikap
- Memperbaiki Hubungan
- Tindakan
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi akan efektif jika pesan yang disampaikan melalui media dibuat dengan cermat dan baik sehingga nantinya dari pesan tersebut di terima dengan baik oleh komunikan.
Efektivitas Penggunaan Media
Efektivitas penggunaan media bisa tercapai apabila pesan disampaikan pada saluran yang tepat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakter media. McLuhan dalam artikelnya yang berjudul “Medium is The Message” (Kanti Walujo, 2007). membagi sifat media dalam 2 jenis yaitu hot medium dan cool medium. Hot medium memiliki high definition. High definition merupakan medium yang mudah diisi dengan data. Sebagai contoh foto, secara visual merupakan high definition. Kartun merupakan medium yang low definition karena sedikit informasi visual yang diberikan. Telepon adalah cool medium atau low definition karena telinga kurang memberikan informasi. Pidato adalah cool medium of low definition karena sedikit yang diberikan pembicara dan banyak diisi oleh pendengar. Hot medium partisipasinya rendah, cool medium partisipasinya tinggi atau informasi dilengkapi oleh audience. Hot medium seperti radio memiliki efek yang berbeda dibanding cool medium seperti telepon. Cool medium seperti tulisan huruf hieroglyphic memiliki efek yang berbeda dengan hot and explosive medium seperti phonetic alphabet yang memberikan tingkat abstraksi tinggi.Tabloid Komunika termasuk Hot medium dan memiliki High definition karena pembaca harus aktif membaca.
Tabloid
Setiap instansi mempunyai media massa sebagai saluran komunikasi, yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada publik internal dan ada juga yang ditujukan pada publik eksternalnya. Di Depkominfo sendiri terdapat beberapa macam media internal antara lain: Tabloid Komunika Depkominfo.
Menurut Badudu & Zain (1994:234), Tabloid adalah “surat kabar dalam ukuran kecil yang banyak memuat berita singkat, banyak gambar, banyak berita yang sensasional dan mudah di baca.” Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa Tabloid adalah media cetak yang berupa surat kabar yang didalamnya memuat berita singkat, sensasional dan disertai dengan gambar-gambar yang bertujuan agar mudah di baca oleh publik. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis dapat simpulkan bahwa Tabloid Komunika digunakan oleh Depkominfo untuk menyebarluaskan berbagai informasi publik yang berkaitan dengan kegiatan mereka baik tentang kebijakan ataupun permasalahan yang lebih luas yang semuanya itu dimuat dalam Tabloid Komunika yang terbagi atas beberapa rubrik. Tabloid Komunika sendiri terdapat beberapa rubrik, antara lain:
- 1. Rubrik Beranda, berisi tentang ulasan mengenai suatu masalah utama di angkat dalam editorial, di rubrik ini juga terdapat beberapa pendapat baik kritik ataupun masukan oleh masyarakat khususnya dari berbagai daerah yang dimuat dalam suara publik.
- 2. Rubrik Polhukam, rubrik ini memuat masalah di berbagai daerah khususnya yang menyangkut masalah politik, hukum dan keamanan.
- 3. Rubrik Perekonomian, rubrik memuat tentang kondisi perekonomian yang terjadi di berbagai daerah. Di rubrik ini juga membahas tentang bagaimana caranya para wakil di daerah tersebut mempromosikan daerahnya kepada publik.
- 4. Rubrik Kesra, rubrik ini memuat informasi tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di berbagai daerah dan juga memuat tentang berbagai program-program mengenai suatu keluarga yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
- 5. Rubrik Laporan Utama, rubrik memuat suatu inti dari permasalahan yang terjadi dan di sini juga di jelaskan mengenai suatu program yang dijalankan oleh pemerintah di suatu daerah. Rubrik ini juga menjelaskan program-program apa saja yang sudah berjalan dan prospeknya kedepan seperti apa serta apa saja yang menjadi kendalanya.
- 6. Rubrik Wawancara, rubrik ini memuat pandangan suatu tokoh publik dalam memberikan pendapatnya mengenai suatu masalah yang terjadi.
- 7. Rubrik Opini, rubrik ini memuat pandangan seseorang untuk memberikan pendapatnya tentang suatu permasalahan yang terjadi di berbagai masyarakat dan ditujukan kepada pemerintah.
- 8. Rubrik Lintas Daerah, rubrik ini memuat permasalahan di daerah dari Sabang sampai Merauke khususnya mengenai suatu program dan juga rubrik ini memuat program yang dilakukan oleh berbagai Departemen, seperti RUU, kebijakankebijakan dan juga teknologi. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian bahwa dalam hal ini tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika adalah bagaimana publik dapat memahami tentang pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Dari pengertian tentang media dan informasi di atas, maka penulis memdefinisikan tentang media informasi yaitu suatu saluran komunikasi yang digunakan komunikator untuk menyampaikan suatu pesan atau berita kepada publiknya (komunikan) yang nantinya informasi tersebut dapat mempengaruhi individu untuk mengambil suatu keputusan.
Media Diseminasi
Menurut Sobur, (2004), media adalah “Sesuatu yang menjadi saluran atau perantara tersampaikannya pesan komunikasi. Media dalam komunikasi merupakan alat yang digunakan komunikator dalam menyampaikan atau mengirimkan simbol.” Sedangkan menurut Anggoro (2001), media adalah: “Alat atau saluran dan sarana komunikasi yang sering digunakan oleh Humas untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publiknya dan sekaligus meningkatkan citra lembaga. Media ini sangat bervariasi dan memiliki berbagai tujuan contohnya media pers, audio visual, radio, televise, pameran, printed material, penerbitan buku khusus, jurnal organisasi. Pemilihan media dilakukan oleh Humas dengan melihat sasaran khalayak yang sangat penting dalam tahap persiapan dan penyebaran informasi sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.”
Menurut Cangara (1990:24), media adalah “alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima”. Dari ketiga definisi di atas mengenai media, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa media adalah alat yang digunakan humas sebagai saluran atau sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada publiknya dengan memilih suatu media yang sesuai sehingga tercapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dalam hal ini BIP Depkominfo menggunakan Tabloid Komunika sebagai media internal untuk menyampaikan berbagai pesan atau informasi khususnya kepada publik Menurut Wahyudi (1991:10), sifat media massa terbagi dalam beberapa hal, antara lain::
- Isi pesan bersifat umum atau publisitas.
- Walaupun isi bersifat umum, tetapi tiap-tiap media massa memiliki saran khusus.
- Arus komunikasi berjalan satu arah.
- Isi pesan bisa disajikan secara tercetak, penyaluran dan penyiaran.
- Diterbitkan atau disiarkan secara periodik.
- Organisasi pengelola terlembaga dan kompleks.
- Isi pesan yang disampaikan bukan karya satu orang, tetapi banyak orang.
Dari pernyataan di atas penulis berpendapat bahwa media massa periodik merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan kepada banyak orang, dengan arus informasi berjalan satu arah, isinya bersifat umum, diterbitkan oleh suatu lembaga organisasi. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka media massa periodik yaitu Tabloid Komunika yang diterbitkan oleh BIP Depkominfo berguna untuk menyampaikan informasi yang bersifat umum khususnya yang terjadi di berbagai daerah dan juga arus komunikasinya bersifat dua arah sebab adanya timbal balik dari
permasalahan tersebut dan biasanya pesan yang disampaikan itu menjangkau semua publik. Menurut Prof Sendjaja, Ph.D,.dkk. (1999:180), ada beberapa dampak yang di timbulkan oleh media, yaitu:
- 1. Dampak Kognitif
- 2. Dampak Afektif
- 3. Dampak Konatif
Dari pernyataan di atas, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh media massa sangat beragam seperti penyampaian informasi, pengetahuan, sikap atau nilai, hingga dampak yang akan menimbulkan suatu tindakan.
Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka penulis mengangap dampak kognitif adalah yang paling besar yang ditimbulkan oleh Tabloid Komunika, sebab sifatnya adalah untuk menyebarluaskan informasi kepada publik.
Diseminasi (penyebaran)
Menurut Badudu & Zain (1996:1501), penyebaran adalah “proses, perbuatan, cara menyelesaikan (kan).”
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sebar – menyebar (kan) adalah menghamburkan, menyiarkan (berita dan sebagainya). Dari pengertian di atas tentang media diseminasi (penyebaran), penulis membuat suatu kesimpulan bahwa alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan
suatu informasi atau berita. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka BIP menggunakan Tabloid Komunika
sebagai media untuk menyampaikan informasi tentang banyak hal kepada publik yang dalam hal ini bertujuan mempengaruhi sikap mereka.
Informasi Publik
“informasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses kegiatan dari mulai menghimpun data sampai penyusunan data terolah/teranalisa, sehingga siap dipublikasikan” (www.nakertrans.go.id/ 21/01/2008).
Menurut Shannon & Weaver yang di kutip oleh Wiryanto (2004:29), informasi adalah “energi yang terpolakan, yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan pilihan-pilihan yang ada.” Sedangkan menurut Moekijat (1991:6-7), informasi adalah “penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita.”
Dari beberapa pernyataan di atas, penulis dapat simpulkan bahwa informasi adalah rangkaian suatu proses data atau berita yang nantinya dapat mempengaruhi suatu individu untuk mengambil suatu keputusan. Selanjutnya penulis akan pengertian publik menurut pendapat ahli, antara lain: Menurut Abdurrachman (2001), publik adalah Sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan group kecil, terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit, namun juga bisa merupakan kelompok besar. Biasanya individu-individu yang termasuk dalam kelompok itu mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya—walaupun tidak terikat oleh struktur yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan dan tidak mempunyai hubungan langsung” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008). Sedangkan menurut Borden, publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008).
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa publik adalah seseorang yang mempunyai minat dan kepentingan yang sama dan biasanya mereka terbagi atas kelompok kecil maupun kelompok besar akan tetapi mereka tidak terikat oleh sesuatu. Sedangkan menurut Kanti (2007:41), informasi publik adalah “informasi yang dimiliki oleh rakyat dan seharusnya disampaikan kepada rakyat. Adapun informasi tersebut tidak sampai kepada rakyat kecuali di atur oleh undangundang.” Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis membuat suatu kesimpulan bahwa publik yang terkait dengan BIP Depkominfo adalah publik yang secara nyata menerima dan mengetahui informasi tentang apa saja yang terdapat diTabloid Komunika. Komunika itu sendiri dalam hal ini tujuannya adalah memberikan informasi kepada publik. Dari informasi tersebut BIP ingin mengetahui sejauh mana Tabloid Komunika itu efektif, maka jika informasi yang terdapat di Tabloid Komunika dapat dipahami oleh publik sehingga terciptanya komunikasi yang efektif.
No
|
Variabel (X)
|
Indikator
|
Atribut
|
Skala Pengukuran
|
Pernyataan
|
1 | Efektivitas Tabloid Komunika | Pemahaman | - Tinggi- Rendah | a) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu |
e) Sangat Tidak SetujuTulisan pada cover dan berita pada rubrik polhukam tentang keadaan yang terjadi di Indonesia2 Kesenangan- Senang-Tidak Senanga) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu
d) Tidak Setuju
e) Sangat Tidak SetujuApakah rubrik perekonomian dapat memberikan suatu perubahan dan rubrik beranda dapat memberikan kepuasan tersendiri3 Mempengaruhi Sikap- Positif- Negatifa) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu
d) Tidak Setuju
e) Sangat Tidak SetujuApakah rubrik opini dan wawancara dapat mempengaruhi sikap mereka tentang suatu tentang pandangan dari tokoh publik4 Memperbaiki Hubungan- Positif-Tidak Positifa) Sangat Setujub) Setujuc) Tidak Tahu
d)Tidak Setuju e)Sangat Tidak SetujuRubrik laporan utama dapat memberikan perubahan tentang pemberitaan utama terhadap suatu hal5 Tindakan-Bertindak- TidakBertindaka) Sangat SetujuRubric kesra dan rubric lintas daerah dapat memberikan adanyasuatu tindakan yang nyata tentang permasalahan di daerahb) Setujuc) Tidak Tahud) Tidak Setujue) Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan kerangka pemikiran yang
dijelaskan di atas, maka jika di ilustrasikan kedalam sebuah kalimat
yaitu Departemen Komunikasi & Informatika mengeluarkan sebuah media
internal yang dikelola oleh bidang Media Cetak yaitu Tabloid Komunika
yang bertujuan untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan berbagai
informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat di ibukota dan sebagai media informasi mengenai
kebijakan pemerintah, program serta kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan pemerintah baik kegiatan yang bersifat internal maupun
eksternal.
Tabloid Komunika Depkominfo sendiri
memiliki tujuh rubrik. Adapun yang menjadi rubriknya antara lain rubrik
Beranda, rubrik Polhukam, rubrik Perekonomian, rubrik Kesra, rubrik
Laporan Utama, rubrik Wawancara, rubrik Opini dan rubrik Lintas Daerah.
Penyebaran informasi mengenai beberapa berita yang terdapat di beberapa
Tabloid Komunika penulis membatasinya untuk publik di Depkominfo. Dalam
menyebarkan informasi tersebut BIP Depkominfo ingin melihat bagaimana
Tabloid Komunika dapat efektif berdasarkan aspek pemahaman, kesenangan,
mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan aspek tindakan.
Metode Penelitian
Pada pokok penelitian skripsi ini,
penulis menggunakan metode penelitian survei. Metode survei menurut
Hasan (2002:13), adalah “metode yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta tentang gejalagejala yang ada dan mencari
keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi atau politik dari suatu kelompok maupun suatu daerah.” Dalam
penelitian survei, dikerjakan evaluasi terhadap suatu hal yang
dikerjakan orang dalam menangani suatu masalah, dan hasilnya yang
didapat digunakan untuk membuat suatu rencana. Penelitian ini dilakukan
terhadap suatu individu dan dilakukan dengan menggunakan sensus maupun
dengan sampel. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari
responden dengan cara menggunakan kuesioner, lalu data yang telah
dikumpulkan dari responden kemudian ditentukan berapa sampel yang akan
digunakan untuk dapat mewakili dari seluruh populasi yang ada.
Penelitian survei digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif),
(2) deskriptif, (3) penjelasan, (4) evaluasi, (5) prediksi, (6)
penelitian operasional dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.
Bahan Penelitian dan Unit Analisis
Berdasarkan masalah penelitian, maka
yang dijadikan bahan penelitian adalah Tabloid Komunika. Unit analisis
yang digunakan adalah pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel
SKDI Depkominfo.
Populasi
Populasi menurut Hasan (2002:58), adalah
totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Lebih jelasnya populasi
merupakan sekelompok subjek yang dijadikan sumber penarikan sampel untuk
penarikan statisitik. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai
Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM
Depkominfo.
Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2007:56),
sampel adalah: “Sebagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
alan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili).”
Menurut Soewarno (1987), yang di kutip
oleh Ritonga (2004:30), pengertian dasar dari penarikan sampel adalah
kita dapat memperoleh informasi yang mendalam, terperinci, dan efisien
dari suatu agregat atau kumpulan orang, rumah tangga, lembaga-lembaga,
atau satuan-satuan yang sangat besar jumlahnya daripada hanya sebagian
contoh atau sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan terperinci.
Dalam pengambilan sampel, peneliti
merujuk kepada pendapat Bailey , “Untuk data statistik ukuran minimum
sampel diterima untuk penelitian adalah 30 orang” (Hasan, 2002:60).
Untuk menetapkan sampel penulis menggunakan sampling acak sederhana bagi
pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM
Depkominfo. Menurut Singarimbun & Effendy (1989:61), teknik sampling
acak sederhana adalah bentuk sampling yang sifatnya sederhana, di mana
tiap sampel yang berukuran sama memiliki kesempatan sama untuk terpilih
dari populasi. Dari kedua Puslitbang tersebut itu, penulis mengambil
sampel secara random dan penulis menetapkan sebanyak 30 orang sebagai
responden dengan dibagi menjadi 15 responden untuk pegawai Puslitbang
Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI.
Teknik Pengumpulan Data
Data menurut Supranto yang dikutip
Ruslan (2004:26) berfungsi sebagai alat pengambil keputusan atau pemecah
permasalahan. Untuk itu data harus dapat dipercaya kebenarannya
(Reliable). Data yang diperoleh dari populasi yaitu pegawai Puslitbang
Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI yang membaca Tabloid Komunika.
Teknik pengumpulan data yang relevan dengan penelitian ini adalah yaitu
dengan kuesioner (angket) dan wawancara. Dari pengertian di atas,
penulis mempergunakan angket tertutup dimana setiap pertanyaan sudah
terdapat alternatif jawabannya. Adapun format angket dalam penelitian
penulis terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Bagian I : identitas responden
Bagian II : efektivitas Tabloid Komunika yang terdiri atas:
a. Pemahaman.
b. Kesenangan.
c. Mempengaruhi Sikap.
d. Memperbaiki Hubungan.
e. Tindakan.
Selain dengan kuesioner, penulis juga
mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dimana nantinya penulis
ingin mengetahui sejauhmana efektivitas Tabloid Komunika bagi publik
Depkominfo dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
Reliabilitas dan Validitas Instrumen
Menurut Singarimbun (1996:141),
reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalakan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliabel. Penulis memahami bahwa, reliabilitas adalah alat ukur yang di
pakai dalam penelitian. Jika alat ukur tersebut dapat dipercaya atau
diandalkan, maka penelitian dapat dikatakan reliabel, jika sebaliknya,
maka penelitian tersebut tidak reliabel. Untuk mengukur apakah alat
pengukur reliabel atau tidak, maka peneliti dapat menguji alat ukur
dengan cara dipakai (test-ritest). Dengan begitu dapat diketahui apakah
alat ukur yang digunakan hasilnya konsisten dengan yang pertama.
Untuk mengukur realibilitas alat ukur,
digunakan rumus statistika Koefisien Korelasi Product Moment Pearson
dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r : Koefisien korelasi ΣX² : Jumlah kuadrat skor pernyataan I
n : Jumlah responden (ΣX)² : Kuadrat jumlah skor pernyataan I
x : Skor pernyataan I ΣY² : Jumlah kuadrat skor test – ritest
y : Skor test – ritest (ΣY)² : Kuadrat jumlah skor test – ritest
Untuk mengukur apakah alat ukur yang
penulis gunakan reliabel atau tidak, penulis menguji kuesioner terlebih
dahulu kepada 10 responden. Adapun teknik pengukurannya sebagai berikut :
- 1. Jawaban dari 10 responden dimasukan ke dalam tabel tunggal, kemudian dicari nilai X nya.
- 2. Jawaban dari 10 responden dari hasil test dan ritest dimasukan ke dalam tabel tunggal kemudian dicari Y nya . Jika nilai X dan Y telah di dapat maka untuk mengetahui hasilnya reliable atau tidak, penulis mengkorelasikannya dengan menggunakan rumus Pearson. Adapun hasil korelasinya adalah r = 0, 751.
Bila pendapat reliabilitas tersebut di
atas dikaitkan dengan penelitian penulis, maka penulis menggunakan 2
alat ukur, karena dalam kuesioner penelitian terdapat 2 jenis alternatif
jawaban, yaitu:
- Untuk identitas responden, penulis menggunakan skala nominal sebagai alat ukur, karena skala nominal adalah skala yang diberikan kepada suatu kategori dengan tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi angka tersebut hanya sekedar kode maupun label.
- Untuk variabel (X) mengenai Efektivitas Tabloid Komunika, penulis mempergunakan skala Likert dengan memberikan 5 alternatif jawaban yaitu: “Sangat Setuju, Setuju, Tidak Tahu, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.” Sebagai ilustrasi kongkrit, untuk mengetahui apakah Tabloid Komunika itu efektif atau tidak bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo, maka penulis mengajukan 10 pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban. Dengan demikian nilai tertinggi di peroleh 50 dan terendah 10.
- 1. Sangat Setuju, jika responden mendapat nilai 41–50 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
- 2. Setuju, jika responden mendapat nilai 31–40 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
- 3. Tidak Tahu, jika responden mendapat nilai 21-30 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
- 4. Tidak Setuju, jika responden mendapat nilai 11-20 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
- 5. Sangat Tidak Setuju, jika responden mendapat nilai 0 -10 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo.
Kategori Intervalnya
- Sangat Setuju (SS) 41 – 50
- Setuju (S) 31 – 40
- Tidak Tahu (TT) 21 – 30
- Tidak Setuju (STS) 11 – 20
- Sangat Tidak Setuju (STS) 0 – 10
Menurut Hasan (2002:79), Validitas
adalah “Suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen.
Instrumen yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi,
demikian sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih, apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat.”
Teknik Analisis Data
Menurut Moleong, yang dikutip Hasan
(2002:97), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan
rumus persentase untuk menghitung frekuensi jawaban dibagi jumlah
responden dikalikan 100 % seperti yang terlihat pada rumus statistik
persentase (Sudjono,1992;40) sebagai berikut :
Keterangan P = Angka Persentase (%)
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Responden
Hasil dan Pembahasan
Tabloid Komunika merupakan salah satu
media internal Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo).
Tabloid Komunika sendiri terbit pertama kali pada 26 Desember 2005.
Penerbitan Tabloid Komunika ini bertujuan untuk mensosialisasikan atau
mempublikasikan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di ibukota, sebagai media
informasi mengenai kebijakan pemerintah, program serta kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan pemerintah baik kegiatan yang bersifat internal
maupun eksternal.
Tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika adalah:
- 1. Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah.
- 2. Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah.
- 3. Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh pegawai di dalam instansi atau departemen.
- 4. Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan.
- 5. Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik.
Tabloid Komunika diterbitkan oleh BIP
(Badan Informasi Publik) Departemen Komunikasi dan Informatika
(Depkominfo) melalui sub Bidang Media Cetak setiap 2 minggu sekali dan
setiap akhir bulan terdapat edisi khusus. Tabloid Komunika sendiri
terdiri dari 7 halaman, yang disertai gambar dan teks. Pada halaman
depan tertera nama “Tabloid Komunika.”Adapun Tabloid Komunika, terbagi
dari beberapa Rubrik, antara lain:
- 1. Rubrik Beranda, berisi tentang ulasan mengenai suatu masalah utama di angkat dalam editorial, di rubrik ini juga terdapat beberapa pendapat baik kritik ataupun masukan oleh masyarakat khususnya dari berbagai daerah yang dimuat dalam suara publik.
- 2. Rubrik Polhukam, rubrik ini memuat masalah di berbagai daerah khususnya yang menyangkut masalah politik, hukum dan keamanan.
- 3. Rubrik Perekonomian, rubrik memuat tentang kondisi perekonomian yang terjadi di berbagai daerah. Di rubrik ini juga membahas tentang bagaimana caranya para wakil di daerah tersebut mempromosikan daerahnya kepada publik.
- 4. Rubrik Kesra, rubrik ini memuat informasi tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di berbagai daerah dan juga memuat tentang berbagai program-program mengenai suatu keluarga yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
- 5. Rubrik Laporan Utama, rubrik memuat suatu inti dari permasalahan yang terjadi dan di sini juga di jelaskan mengenai suatu program yang dijalankan oleh pemerintah di suatu daerah. Rubrik ini juga menjelaskan program-program apa saja yang sudah berjalan dan prospeknya kedepan seperti apa serta apa saja yang menjadi kendalanya.
- 6. Rubrik Wawancara, rubrik ini memuat pandangan suatu tokoh publik dalam memberikan pendapatnya mengenai suatu masalah yang terjadi.
- 7. Rubrik Opini, rubrik ini memuat pandangan seseorang untuk memberikan pendapatnya tentang suatu permasalahan yang terjadi di berbagai masyarakat dan ditujukan kepada pemerintah.
- 8. Rubrik Lintas Daerah, rubrik ini memuat permasalahan di daerah dari Sabang sampai Merauke khususnya mengenai suatu program dan juga rubrik ini memuat program yang dilakukan oleh berbagai Departemen, seperti RUU, kebijakankebijakan dan juga teknologi. Penulis naskah pada Tabloid Komunika adalah BIP Depkominfo, setelah itu dilakukan penentuan naskah. Selanjutnya redaksi menyeleksi dan mengedit sampai kemudian layak dimuat. Kegiatan editing ini dilakukan untuk menambah atau mengurangi naskah dan juga untuk melengkapi informasi dengan foto-foto penunjang tulisan dan dicetak sebanyak ± 15000 eksemplar, lalu didistribusikan kepada seluruh pemerintah daerah khususnya dinas infokom dan anggota masyarakat.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan dan pendistribusian Tabloid Komunika Depkominfo sebagai berikut :
Pengarah | Menteri Komunikasi dan Informatika |
Penanggung Jawab | Kepala Badan Informasi Publik |
Pemimpin Redaksi | Kepala Pusat Pengelola Pendapat Umum |
Wakil Pemimpin Redaksi | Sekretaris BIP dan Para Kepala Pusat di BIP |
Sekretaris Redaksi | Richard Tampubolon |
Redaktur Pelaksana | Nursodik Gunarjo |
Redaksi | Selamatta Sembiring, Tahsinul Manaf, Soemarno, Partodiharjo, Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan |
Editor/Penyunting | Illa Kartila, MT Hidayat, Dimas Aditya Nugraha |
Design | D Ananta Hari Soedibyo |
Riset dan Dokumentasi | Mykada Harjono |
Di bawah ini adalah data fisik mengenai Tabloid Komunika yang di keluarkan oleh Badan Informasi Publik Depkominfo
Data Fisik Tabloid Komunika sebagai berikut :
- 1. Ukuran : 33 x 29 cm
- 2. Jumlah Halaman : 11 halaman
- 3. Kertas : Menggunakan kertas glossy
- 4. Warna : Sampul luar dan isi dalam Tabloid Komunika (Satu Kata Indonesia) serta sampul sering berubah-ubah tergantung design dan permasalahan.
- 5. Oplah : ± 15000 eksemplar
- 6. Penerbit : Badan Informasi Publik
Sejarah Singkat Badan Informasi Publik
Latar belakang lahirnya Jabatan Pranata
Humas di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) saat ini
sudah tentu tidak terlepas dari fakta sejarah kelahirannya serta
merupakan suatu tuntutan mendesak untuk melaksanakan program global
dalam mewujudkan masyarakat informasi. Pasca Likuidasi Departemen
Penerangan dsalam era Kabinet Reformasi Pembangunan berdampak gugurnya
Jabatan Fungsional Juru Penerangan, putusnya hubungan komunikasi timbal
balik antara Pusat dan Daerah, yang berdampak lahirnya kesenjangan
informasi publik di Pusat dan Daerah. Pada era pemerintahan Kabinet
Gotong Royong, masalah komunikasi dan informasi telah mendapat dukungan
dengan terbentuknya Lembaga Informasi Nasional dan Kementrian Negara
Komunikasi dan Informasi yang menangani tataran operasional di bidang
komunikasi dan informasi serta tataran kebijakan dan regulasi. Dalam
mengatasi kesenjangan komunikasi dan informasi tersebut, salah satu
regulasi yang dilakukan adalah diterbitkannya Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No. 117/Kep/M.PAN/10/2003 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya, yang kemudian diubah
dengan Per.Menpan Nomor: PER/109/M.PAN/11/2005.
Sedangkan petunjuk operasionalnya adalah
Keputusan Bersama Kepala Lembaga Informasi Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor: 01/SKB/KALIN/2003 dan Nomor: 48 tahun 2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka
Kreditnya, yang kemudian diubah dengan Peraturan Bersama Men. Kominfo
dengan Kepala BKN No. 19 Tahun 2006 dan No. 8A Tahun 2006. dalam Per.
Menpan tersebut dinyatakan bahwa Pranata Humas adalah Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang diberi Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Hak secara
penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan kegiatan informasi dan
kehumasan. Sedangkan Tugas Poko Pranata Humas adalah melakukan pelayanan
informasi dan kehumasan, pelaksanaan hubungan kelembagaan dan
pelaksanaan hubungan personal serta pengembangan pelayanan informasi dan
kehumasan yang meliputi perencanaan informasi dan kehumasan.
Pranata Humas di Lingkungan Dep. Kominfo
Sebagai instansi Pembina Jabatan
Fungsional Pranata Humas Departemen Komunikasi dan Informatika telah
memposisikan Pejabat Pranata Humas di unit kerja yang mengelola
Pelayanan Informasi Kehumasan seperti di Badan Informasi Publik,
Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Pusat
Pelayanan Informasi dan Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal, serta
Humas Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan
Informatika.Pranata Humas di Depkominfo memiliki jenjang dan pangkat
yang tersedia meliputi:
- Jenjang Jabatan Pranata Humas Tingkat Terampil dari yang terendah
sampai dengan tertinggi, seperti Pranata Humas Pelaksana Pemula, Pranata
Humas Pelaksana, Pranata Humas Pelaksana Lanjutan dan Pranata Humas
Penyelia. Sedangkan jenjang pangkat dan golongan/ruang Pranata Humas
Tingkat Terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah:
- Pranata Humas Pelaksana Pemula adalah Pengatur Muda Golongan IIa.
- Pranata Humas Pelaksana yang terdiri dari: Pengatur Muda Tk.I, golongan/ruang II/b, Pengatur, golongan/ruang II/c dan Pengatur Tingkat I, golongan/ruang II/d.
- Pranata Humas Pelaksana Lanjutan yang terdiri dari: Pranata Muda golongan/ruang III/a, Penata Muda Tingkat I golongan/ruang III/b.
- Pranata Humas Penyelia terdiri dari Penata golongan/ruang III/c dan Penata Humas Muda Tk. I golongan/ruang III/d.
- Jenjang Jabatan Pranata Humas Tingkat Ahli dari yang terendah sampai
tertinggi yaitu Pranata Humas Pertama, Pranata Humas Muda dan Pranata
Humas Madya. Sedangkan jenjang pangkat dan golongan/ruang Pranata Humas
Tingkat Ahli dari yang terendah dan tertinggi adalah:
- Pranata Humas Pertama terdiri dari Penata Humas Muda Tk. I golongan/ruang III/b.
- Pranata Humas Muda terdiri dari Penata, golongan/ruang III/c dan Penata Tk. I golongan III/d.
- Pranata Humas Madya terdiri dari Pembina, golongan/ruang IV/a, Pembina Tingkat I, golongan/ruang IV/b dan Pembina Utama Muda golongan/ruang IV/c.
Pranata Humas di Lingkungan Badan Informasi Publik
Badan Informasi Publik (BIP) yang diatur
melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
01/P/M.KOMIFO/4/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kominfo dalam pasal 657 mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan Informasi
Publik. Fungsi BIP antara lain:
- 1. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
- 2. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Perekonomian.
- 3. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Kesejahteraan Rakyat.
- 4. Pelaksanaan pengelolaan Pendapat Umum.
- 5. Pelaksanaan Administrasi Badan.
Sedangkan, tugas BIP antara lain:
- Merumuskan dan menetapkan program Badan Informasi Publik.
- Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program Badan Informasi Publik yang diadakan di pusat dan daerah.
- Memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan secara lisan dan tertulis kepada Sekretariat Badan dan Kepala Pusat sesuai tugas masing-masing.
- Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan operasional Badan Informasi Publik.
- Melakukan Koordinat dengan para Pejabat Eselon I di lingkungan Depkominfo.
- Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan oleh masing-masing unit kerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi publik.
- Memimpin rapat pimpinan baik rutin maupun insedentil di lingkungan Badan Informasi Publik.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang informasi publik, baik internal maupun eksternal.
- Menilai dan menyetujui naskah, materi informasi publik untuk disebarluaskan.
- Melaporkan pelaksanaan tugas yang diembannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika secara lisan maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban.
- Melakukan tugas kedinasan lain dari Menteri Komunikasi dan
Informatika. Secara garis besar Program dan Kegiatan BIP difokuskan
kepada 2 (dua) bagian yaitu:
- Program dan Kegiatan yang berbasis keluar untuk membangun kemitraan dengan lembaga/instansi yang bertugas di bidang Komunikasi dan Informatika dalam rangka memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat luas dan sekaligus untuk memperoleh umpan baliknya.
- Program dan Kegiatan yang berbasis kedalam yang berkaitan dengan pengelolaan informasi dan dalam rangka pelayanan informasi publik.
Bagian-Bagian di Badan Informasi Publik
Adapun bagian-bagian yang berada di BIP Depkominfo antara lain:
1. Sekretariat Badan, yang terbagi atas:
- Bagian Penyusunan Program dan Laporan.
- Bagian Hukum dan Kerjasama Luar Negeri.
- Bagian Keuangan.
- Bagian Umum.
2. Pusat Informasi Politik, Hukum, dan Keamanan, yang terbagi atas:
- Bidang Informasi Politik.
- Bidang informasi Hukum.
- Bidang Informasi Keamanan.
3. Pusat Informasi Perekonomian, yang terbagi atas:
- Bidang informasi Keuangan dan Perbankan.
- Bidang Informasi Industri dan Perdagangan.
- Bidang Informasi Jasa.
4. Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat, yang terbagi atas:
- Bidang Informasi Sosial Budaya.
- Bidang Informasi Agama dan Pendidikan.
- Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup.
5. Pusat Pengelolaan Pendapat Umum, yang terbagi atas:
- Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan.
- Bidang Pendapat Umum Perekonomian.
- Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat.
Hasil analisa data penelitian yang
diperoleh dari responden sebagai sumber utama. Data diperoleh dari hasil
penelitian berdasarkan pengumpulan data melalui kuesioner yang
dilakukan terhadap 30 responden sebagai sampel. Analisis data ini dengan
menggunakan persentase dan diolah dalam bentuk tabel tunggal yang
diharapkan dapat memprediksi arah kecenderungan konsep dan variabel
penelitian yaitu efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi
informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI.
Identitas Responden
Data responden diperoleh dari pengisian
kuesioner selama 1 hari, yaitu pada hari Selasa tanggal 29 Januari 2008.
Identitas responden yang disajikan dalam hal penelitian ini dibagi
menjadi 4 (empat) pertanyaan kuesioner ( mulai nomor 1 – 4 ), yang
terbagi atas : jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama
bekerja. Hasil penelitian ini dari masing-masing pertanyaan akan
diformulasikan dalam tabel tunggal sebagai berikut :
- Jenis Kelamin
Untuk jenis kelamin responden, penulis
membaginya menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut
penjabarannya dalam tabel 1
Tabel 1
Jenis Kelamin
n = 30
Kategori | F | % |
Laki-laki | 14 | 40 |
Perempuan | 16 | 60 |
∑ | 30 | 100 |
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (60 %) responden adalah perempuan. Responden laki-laki (40%)
- Usia Responden
Untuk usia responden, penulis membaginya
menjadi 4 kategori yaitu kategori usia 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, 40
– 49 tahun dan kategori usia lebih dari 50 tahun.
Berikut penjabarannya dalam tabel 2
Tabel 2
Usia Responden
n = 30
Kategori | F | % |
20 – 29 tahun | 2 | 7 |
30 – 39 tahun | 4 | 13 |
40 – 49 tahun | 9 | 30 |
> 50 tahun | 15 | 50 |
∑ | 30 | 100 |
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan
bahwa separuh (50 %) responden berusia di atas 50 tahun. Dengan kata
lain 50 % responden sudah hampir pensiun. Responden yang paling sedikit
berusia 20 – 29 tahun.
- Pendidikan Terakhir
Untuk pendidikan terakhir responden,
penulis membaginya menjadi 4 kategori yaitu SMA, DIII, S1, dan S2.
Berikut penjabarannya dalam tabel 3
Tabel 3
Pendidikan Terakhir
n = 30
Kategori | F | % |
SMA | 7 | 23 |
DIII | 5 | 17 |
S1 | 13 | 43 |
S2 | 5 | 17 |
∑ | 30 | 100 |
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan
bahwa hampir separuh (43 %) responden berpendidikan akhir S1. Yang
berpendidikan S2 ada 17 %. Demikian pula pendidikan D3 ada 17 %.
Sedangkan lulusan SMA sebesar 23 %.
- Lama Bekerja
Untuk lama bekerja responden, penulis
membaginya menjadi 5 kategori yaitu kategori 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun,
11 – 16 tahun, dan lebih dari 16 tahun. Berikut penjabarannya dalam
tabel 4.
Tabel 4
Lama Bekerja
n = 30
Kategori | F | % |
1–5 tahun | 2 | 7 |
6–10 tahun | 3 | 10 |
11–16 tahun | 3 | 10 |
> 16 tahun | 22 | 73 |
∑ | 30 | 100 |
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan
bahwa lebih banyak (73 %) responden merupakan pegawai yang telah bekerja
lebih dari 16 tahun. Responden yang bekerja antara (6-10) tahun dan
antara (11-16) tahun masing-masing 10 %. Sedangkan responden yang
bekerja antara (1-5) tahun ada 7 %.
Efektivitas Tabloid Komunika Berdasarkan Indikator
Tabel 5
Tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | 2 | 7 |
Setuju | 19 | 63 |
Tidak Tahu | - | - |
Tidak Setuju | 9 | 30 |
Sangat Tidak Setuju | - | - |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 5 menunjukan bahwa lebih dari
separuh (63%) responden menilai setuju mengenai tulisan pada cover
Tabloid Komunika bagi publik. Responden yang mengatakan tulisan pada
cover Tabloid Komunika sangat setuju sebesar 7 %. Namun responden yang
mengatakan tidak setuju ada 30 %.
Tabel 6
Pengetahuan tentang keadaan Polhukam di Indonesia pada rubrik Polhukam bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | 5 | 17 |
Setuju | 16 | 53 |
Tidak Tahu | 2 | 7 |
Tidak Setuju | 7 | 23 |
Sangat Tidak Setuju | - | - |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 6 menunjukan bahwa lebih separuh
(53%) responden menilai setuju pengetahuan tentang keadaan Polhukam di
Indonesia pada rubrik Polhukam bagi publik. Responden yang menilai
rubrik polhukam sangat setuju ada 17 % dan yang menilai tidak setuju
sebesar 23 %.
Tabel 7
Rubrik
perekonomian dalam menyampaikan informasi perekonomian di Indonesia bagi
pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | 2 | 7 |
Setuju | 11 | 37 |
Tidak Tahu | 4 | 13 |
Tidak Setuju | 13 | 43 |
Sangat Tidak Setuju | - | - |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 7 menunjukan bahwa hampir separuh
(43%) menilai bahwa tidak setuju rubrik perekonomian dalam menyampaikan
informasi perekonomian di Indonesia bagi publik. Responden yang
menyatakan sangat setuju ada 17 % namun responden yang menyatakan setuju
ada 37 %.
Tabel 8
Berita pada rubrik Beranda dalam menyampaikan aspirasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | - | - |
Setuju | 16 | 53 |
Tidak Tahu | 6 | 20 |
Tidak Setuju | 8 | 27 |
Sangat Tidak Setuju | - | - |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 8 menunjukan bahwa separuh (53%)
responden menilai setuju berita pada rubrik Beranda dalam menyampaikan
aspirasi bagi publik. Namun responden yang menyatakan tidak setuju
berjumlah 27 %.
Tabel 9
Rubrik opini dalam mempengaruhi sikap pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI tentang apa yang terjadi di Indonesia
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Efektif | - | - |
Efektif | 18 | 60 |
Tidak Tahu | 3 | 10 |
Tidak Efektif | 6 | 20 |
Sangat Tidak Efektif | 3 | 10 |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 9 menunjukan bahwa lebih dari
separuh (60%) responden yang menilai setuju rubrik opini dalam
mempengaruhi sikap publik tentang apa yang terjadi di Indonesia.
Responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 20 %.
Tabel 10
Rubrik wawancara
dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi
pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI. n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | 4 | 13 |
Setuju | 15 | 50 |
Tidak Tahu | 2 | 7 |
Tidak Setuju | 8 | 27 |
Sangat Tidak Setuju | 1 | 3 |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 10 menunjukan bahwa separuh (50%)
responden menilai setuju rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap
seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi publik. Responden yang
menyatakan sangat setuju ada 13 % dan yang menyatakan tidak setuju
sebesar 27 %.
Tabel 11
Rubrik laporan
utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan Depkominfo di
berbagai daerah bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel
SKDI
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | 2 | 7 |
Setuju | 19 | 63 |
Tidak Tahu | 3 | 10 |
Tidak Setuju | 4 | 13 |
Sangat Tidak Setuju | 2 | 7 |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 11 menunjukan bahwa lebih dari
separuh (63%) responden menilai setuju rubrik laporan utama dalam
memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan Depkominfo di berbagai
daerah bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 7 %.
Namun responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 13 % dan yang
sangat tidak setuju ada 7 %.
Tabel 12
Informasi yang di muat di laporan utama di mata pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | - | - |
Setuju | 20 | 67 |
Tidak Tahu | - | - |
Tidak Setuju | 8 | 26 |
Sangat Tidak Setuju | 2 | 7 |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 12 menunjukan bahwa lebih dari
separuh (67%) responden menilai setuju informasi yang di muat di laporan
utama di mata publik. Namun responden yang menyatakan tidak setuju
sebesar 26 % dan sangat tidak setuju ada 7 %.
Tabel 13
Rubrik kesra
dalam menyampaikan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat di Indonesia
bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Setuju | - | - |
Setuju | 11 | 37 |
Tidak Tahu | 3 | 10 |
Tidak Setuju | 13 | 43 |
Sangat Tidak Setuju | 3 | 10 |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 13 menunjukan bahwa hampir separuh
(43%) responden menilai tidak setuju rubrik kesra dalam menyampaikan
secara keseluruhan kesejahteraan rakyat di Indonesia bagi publik.
Responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 10 %, namun
responden yang menyatakan setuju ada 37 %.
Tabel 14
Rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia
n = 30
Efektivitas | Jumlah | % |
Sangat Efektif | - | - |
Efektif | 15 | 50 |
Tidak Tahu | 4 | 13 |
Tidak Efektif | 9 | 30 |
Sangat Tidak Efektif | 2 | 7 |
∑ | 30 | 100 |
Tabel 14 menunjukan bahwa separuh (50%)
responden menilai efektif rubrik lintas daerah dalam memberikan
informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di
Indonesia. Responden yang menyatakan tidak setuju ada 30 % dan sangat
tidak setuju sebesar 7 %.
Selanjutnya akan digambarkan secara
rata-rata hasil efektivitas Tabloid Komunika sebagai media desiminasi
bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI pada tabel 15
dibawah ini :
Tabel 15
Hasil Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI
n = 30
Efektivitas Tabloid Komunika | F | % |
Sangat Setuju | 3 | 10 |
Setuju | 17 | 57 |
Tidak Tahu | 7 | 23 |
Tidak Setuju | 2 | 7 |
Sangat Tidak Setuju | 1 | 3 |
∑ | 30 | 100 |
Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa hasil
efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi
pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI adalah 10 % sangat
setuju, 57 % setuju, 23 % tidak tahu, 7 % tidak setuju dan sebesar 3 %
di jawab oleh responden.
Pembahasan
Efektivitas Tabloid Komunika sebagai
media diseminasi publik yang di lakukan oleh Depkominfo melalui Badan
Informasi Publik bertujuan untuk memberikan informasi kepada publik pada
Tabloid Komunika. Menurut Ruslan (2004:64), menyatakan suatu komunikasi
dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan
persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Penulis memahami bahwa,
komunikasi tidak efektif jika tidak ada persamaan persepsi dalam
memandang suatu permasalahan antara komunikator dengan komunikannya.
Jika dikaitkan dengan penelitian, efektif dapat diartikan bahwa
informasi yang terdapat dalam Tabloid Komunika dapat membuat suatu
perubahan bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI yang
menerimanya. Disamping itu dilihat dari karakteristik responden terbagi
atas 4 kategori yaitu sebagai berikut :
- Karakteristik jenis kelamin, 30 responden yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 60 %, laki-laki sebesar 40 %.
- Karakteristik usia, responden usia 20 – 29 tahun sebanyak 7 %, usia 30 – 49 tahun sebanyak 13 %, usia 40 – 49 tahun sebanyak 30 % dan usia ≥ 50 tahun sebanyak 50 %.
- Karakteristik pendidikan terakhir, lulusan SMA sebanyak 23 %, lulusan DIII sebanyak 17 %, lulusan S1 sebanyak 43 % dan lulusan S2 sebanyak 17 %.
- Karakteristik lama bekerja, responden yang bekerja 1 – 5 tahun sebanyak 7 %, 6 –10 tahun sebanyak 10 %, 11 – 16 tahun sebanyak 10 % dan responden yang bekerja lebih dari 16 tahun sebanyak 73 %.
Setelah penulis mengadakan penelitian,
maka apakah terjawab informasi yang terdapat pada Tabloid Komunika
efektif sebagai media diseminasi informasi publik. Berdasarkan indikator
yang di kemukakan oleh Ruslan (2004:57), komunikasi itu efektif terbagi
dalam 5 indikator yaitu:
Pemahaman
Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan, yaitu :
- Efektivitas tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi publik dapat diketahui bahwa 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 63 % Setuju dan 30 % Tidak Setuju.
- Efektivitas pengetahuan tentang keadaaan Polhukam di Indonesia dapat diketahui bahwa 17 % responden menjawab Sangat Setuju, 53 % Setuju, 7 % Tidak Tahu dan 23 % Tidak Setuju.
Kesenangan
Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan:
- Rubrik perekonomian dalam menyampaikan keadaan perekonomian di Indonesia di mata publik dapat di ketahui bahwa 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 37 % Setuju, 13 % Tidak Tahu dan 43 % Tidak Setuju.
- berita pada rubrik beranda dapat menyampaikan aspirasi bagi publik diketahui bahwa 53 % responden menjawab Setuju, 20 % Tidak Tahu dan 27 % Tidak Setuju.
Mempengaruhi Sikap
Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan :
- Rubrik opini dalam mempengaruhi sikap tentang apa yang terjadi di Indonesia di ketahui bahwa 60 % responden menjawab Setuju, 10 % Tidak Tahu, 20 % Tidak Setuju dan 10 % Sangat Tidak Setuju.
- Rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat
seorang tokoh bagi publik di ketahui
bahwa 13% responden menjawab Sangat Setuju, 50 % Setuju, 7 % Tidak Tahu,
27 % Tidak Setuju dan 3 % Sangat Tidak Setuju.
Memperbaiki Hubungan
Berdasarkan hasil tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan :
- rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan Depkominfo di berbagai daerah bagi publik di ketahui 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 63 % Setuju, 10 % Tidak Tahu, 13 % Tidak Setuju dan 7 % Sangat Tidak Setuju.
- Informasi yang di muat dalam laporan utama di mata publik di ketahui 67 % responden menjawab Setuju, 27 % Tidak Setuju dan 6 % Sangat Tidak Setuju.
Berdasarkan hasil tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan:
- Rubrik kesra dalam menggambarkan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat Indonesia bagi publik di ketahui 37 % responden menjawab Setuju, 10 % Tidak Tahu, 43 % Tidak Setuju dan 10 % Sangat Tidak Setuju.
- Rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia di ketahui 50 % responden menjawab Setuju, 13 % Tidak Tahu, 30 % Tidak Setuju dan 7 % Sangat Tidak Setuju.
Berdasarkan penelitian dengan
menggunakan skala Likert untuk mengukur efektivitas Tabloid Komunika
Depkominfo (terlampir) diperoleh hasil efektivitas secara umum yaitu 65 %
responden dapat menjawab. Sesuai dengan kategori yang telah dibuat
sebelumnya, maka hasil efektivitas secara umum tersebut dikategorikan
efektif.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan penulis di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo)
khususnya di Badan Informasi Publik, studi ini menjawab sejauh mana
efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi
pegawai Puslitbang Postel dan Pusltbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM
Depkominfo. Sedangkan penelitian ini bersifat deskriprif dengan
menggunakan metode survei. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 30 orang. Sampel diambil menggunakan teknik acak
sederhana setelah itu di random dengan 15 untuk pegawai Puslitbang
Postel dan 15 pegawai Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM
Depkominfo. Secara umum publik yang dalam hal ini pegawai Puslitbang
Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI menganggap efektif Tabloid
Komunika dalam menyampaikan informasi sebab mereka berpendapat dengan
adanya Tabloid Komunika mereka dapat mengetahui informasi publik. Agar
penelitian penulis lebih terarah, maka dalam mengukur efektivitas
penulis menggunakan skala Likert sebab skala tersebut dapat memberikan
gambaran sejauhmana permasalahan itu dapat di ukur. Bahan penelitian
penulis adalah Tabloid Komunika sebagai media internal Depkominfo
sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu Puslitbang
Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo yang
membaca Tabloid Komunika. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan
dalam pengambilan data, penulis menggunakan kuesioner dan wawancara.
Adapun kuesioner penulis yang penulis buat sudah tersedia alternatif
jawabannya. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis
mempergunakan rumus stastistik persentase dalam menghitung jawaban dan
selanjutnya di masukan kedalam tabel tunggal. Dalam penelitian ini,
teknik analisis data yang penulis mempergunakan rumus stastistik
persentase dalam menghitung jawaban dan selanjutnya di masukan kedalam
tabel tunggal. Adapun hasil penelitian berdasarkan karakteristik
responden menunjukkan bahwa separuh (50 %) responden berusia 40 – 49
tahun, sebagian besar (60%) responden adalah perempuan, paling banyak
(43 %) responden berpendidikan akhir S1, dan paling banyak (73 %)
responden merupakan pegawai yang telah bekerja lebih dari 16 tahun.
Sedangkan hasil penelitian berdasarkan indikator dari efektivitas
menunjukan bahwa yaitu :
a) Pemahaman
- Untuk tulisan cover lebih dari lebih dari separuh (63%) menilai efektif.
- Untuk rubrik Polhukam bahwa lebih dari separuh (53%) menilai efektif.
b) Kesenangan
- Rubrik perekonomian hampir separuh (43%) responden menilai tidak efektif.
- Rubrik beranda bahwa lebih dari separuh (53%) menilai efektif.
c) Mempengaruhi Sikap
- Rubrik opini lebih dari separuh (60%) menilai efektif.
- Rubrik wawancara bahwa separuh (50%) menilai efektif.
d) Memperbaiki Hubungan
- Rubrik laporan utama bahwa lebih dari separuh (63%) menilai efektif.
- Informasi pada laporan utama bahwa lebih dari separuh (67%) menilai efektif.
e) Tindakan
- Rubrik kesra bahwa hampir separuh (43%) menilai tidak efektif.
- Rubrik lintas daerah bahwa separuh (50%) menilai efektif.
Daftar Pustaka
A.W. Widjaja, “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat”, Bumi Aksara, Jakarta 1993
Anggoro, Linggar. M, “Teori dan Profesi Kehumasan”, Bumi Aksara, Jakarta 2004
Cangara, Hafied, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004
Hasan, Iqbal. M, “Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya”, Ghalia Indonesia, Jakarta 2002
J. B. Wahyudi, “Komunikasi Jurnalistik”, Alumni Bandung 1991
Moekijat, “Perencanaan Pengembangan Karir Pegawai”, Remadja Karya, Jakarta 1991
Ritonga, Jamiluddin. M, “Riset Kehumasan”, PT Grasindo, Jakarta 2004
Ruslan, Rosady, “Metode Penelitian Public Relations”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004
Sugiyono, Prof, Dr, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung 1999
Singarimbun, Masri & Effendy Sofyan, “Metode Penelitian Survey”, LP3ES, Jakarta 1989
Sudjono, Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta 1992
Sobur, Alex, Drs, “Semiotika Komunikasi”, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta 2004
Severin, J, Werner & Tankard, James, W, Jr, “Teori Komunikasi”, Prenada Media, Jakarta 2005
Walujo, Kanti, Dr, “Jurnal Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika”, Jakarta 2007
, “Manfaat Internet Bagi Masyarakat Desa”, Makalah, belum di terbitkan, Jakarta 2007
Sumber lain:
Badudu, JS, Prof, Dr, & Zain, Muhammad, Prof, Dr, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, PT. Intergrafika, Jakarta 1996
Moeliono, M, Anton, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta 1990
Wawancara, M. Taufik Hidayat News Editor Depkominfo (24/01/2008)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar